RASULULLAH SAW. dan para sahabat RHum berjuang di jalan Allah dan berangkat meninggalkan rumah untuk menyampaikan dakwah kepada agama Allah dan Rasul-Nya baik dalam keadaan ringan ataupun berat.
Baca : Bab 5 – Awal Mula Munculnya Golongan Anshar
Baik dalam keadaan terpaksa maupun senang hati dan mereka menyiapkan diri untuk semua itu.
Baik pada masa sulit ataupun lapang baik pada musim panas ataupun dingin.
Nabi SAW. Mengobarkan Semangat Jihad dan Korban Harta di Jalan Allah
Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih, dan lafal hadits ini menurut riwayatnya, meriwayatkan beserta sanadnya dari Abu Imran bahwa ia mendengar Abu Ayub Al Anshari RA. berkata; Ketika kami di Madinah, Rasulullah SAW. bersabda: “Aku mendapat kabar bahwa kafilah dagang Abu Sufyan sedang dalam perjalanan kembali (dari Syam). Siapkah kalian berangkat untuk menghadang kafilah tersebut, semoga Allah akan memberi kita banyak ghonimah?”
Baca Juga : Bab 6 – Musyawarah Nabi SAW. dan Sahabat Sebelum Perang Badar (2)
Kami pun menyahut: “Ya.”
Rasulullah SAW. pun berangkat dan kami turut berangkat menyertai beliau.
kemudian setelah kami berjalan selama satu atau dua hari, beliau berkata kepada kami: “Siapkah kalian menghadapi pasukan Quraisy, karena mereka telah mendapat kabar tentang keberangkatan kalian (untuk menghadang kafilah).”
Maka kami berkata: “Demi Allah! Kami tidak memiliki kekuatan untuk berperang melawan mereka, akan tetapi kami ingin menghadang kafilah dagang.”
Kemudian, beliau mengulangi: “Siapkah kalian menghadapi pasukan Quraisy?”
Kami pun memberikan jawaban yang sama. Lalu berdirilah Miqdad bin Amir RA. dan berkata: “Wahai Rasulullah! Jika demikian keadaannya, kami tidak akan berkata seperti yang dikatakan oleh kaum Musa kepada Nabi Musa AS. Pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah kalian berdua. Kami hanya duduk menanti disini saja.”
Abu Ayub RA. melanjutkan; Maka kami — orang-orang Anshar — berharap seandainya tadi kami mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh Miqdad, tentu hal itu lebih kami sukai daripada memiliki harta yang melimpah.
Lalu, Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat kepada Rasul-Nya: “Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya, mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang) seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu).” (QS. Al-Anfal : 5 – 6).
Lalu, perawi meneruskan haditsnya secara lengkap. [Demikian dalam Kitab Al-Bidayah (3/263)].
[Haitsami menuliskannya secara lengkap dalam Majma’uz Zawa’id (6/73), kemudian berkata (6/74). Diriwayatkan oleh Thabrani, dan sanadnya Hasan].
Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).
Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).
Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.