6 - JihadUpdate

Jadd bin Qais Minta Izin Tak Ikut Perang Tabuk, Takut Tergoda Wanita Romawi

1171
×

Jadd bin Qais Minta Izin Tak Ikut Perang Tabuk, Takut Tergoda Wanita Romawi

Sebarkan artikel ini

BAIHAQI meriwayatkan beserta sanadnya dari jalur sanad Ibnu Ishaq dari Abdullah bin Abu Bakar bin Hazm, bahwa ia berkata: Setiap kali Nabi SAW. hendak berangkat dalam suatu peperangan, beliau selalu menampakkan kesan bahwa beliau hendak berangkat ke tempat lain, selain tujuan yang sebenarnya, kecuali pada perang Tabuk.

Baca : Bab 6Perang Tabuk, Pengorbanan Nyawa dan Harta Para Sahabat RHum.

Menjelang perang Tabuk, beliau memberitahu sasaran yang hendak dituju kepada para sahabat dengan bersabda, “Wahai sekalian manusia! Aku ingin memerangi negeri Romawi.”

Hal ini terjadi pada masa sulit, hawa yang panas terik, bumi yang kering-kerontang dan buah-buahan di Madinah hampir matang, dan orang-orang suka tinggal di dekat buah kurma mereka dan duduk-duduk di bawah naungan yang mereka buat. Mereka merasa enggan meninggalkannya.

Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW. tengah membuat persiapan dalam perang tersebut, beliau bersabda kepada Jadd bin Qais, “Hai, Jadd! Siapkah engkau berperang melawan Bani Ashfar (orang Romawi)?”

Baca Juga : Bab 1Nabi SAW. Menolak Bujukan Meninggalkan Dakwah

Jadd menjawab, “Wahai Rasulullah!Berilah aku izin (tidak pergi berperang) dan janganlah engkau jadikan aku terjerumus ke dalam fitnah. Kaumku mengetahui bahwa tidak ada seorang pun yang lebih bergairah terhadap wanita melebihi aku. Aku khawatir jika aku melihat wanita-wanita Romawi, aku akan tergoda dengan mereka. Maka izinkanlah aku untuk tidak pergi, wahai Rasulullah.”

Maka beliau berpaling darinya dan bersabda, “Aku mengizinkanmu.” Lalu Allah ta’âlâ menurunkan ayat: “Di antara mereka ada orang yang berkata, “Berilah saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.” Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah.” (QS. At-Taubah: 49).

Yakni fitnah yang terjadi pada dirinya dengan ketidakikutsertaannya bersama Rasulullah SAW. dan cinta kepada dirinya sendiri yang melebihi cintanya kepada beliau itu jauh lebih besar daripada fitnah para wanita Bani Ashfar yang ia khawatirkan.

Sedangkan mengenai orang-orang yang mengikuti Jadd, Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir. (QS. At-Taubah: 49).

Salah seorang lelaki dari kalangan munafik berkata, “Janganlah kalian berangkat (berperang) dalam panas terik ini.”

Maka Allah ta’ala menurunkan ayat: “Katakanlah, ‘Api neraka Jahanam itu lebih sangat panas(nya). Jika mereka mengetahui.” (QS. At-Taubah: 81).

Kemudian Rasulullah SAW. menguatkan persiapannya untuk perjalanan tersebut. Beliau memerintahkan orang-orang agar berangkat berjihad dan menganjurkan agar orang-orang kaya menginfakkan harta dan menyediakan hewan tunggangan di jalan Allah.

Maka orang-orang kaya berkorban dengan menyediakan hewan tunggangan dan menyempurnakan pengorbanan mereka.

Dalam kesempatan tersebut, Utsman RA. telah mengorbankan hartanya dalam jumlah yang besar. Tidak ada orang lain yang berkorban lebih banyak darinya. Ia memberikan tunggangan berupa 200 ekor unta.

[Demikian dalam kitab At-Târîkh oleh Ibnu ‘Asakir (1/108)].

Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Baihaqi dalam kitab As-Siyar (9/33) dari ‘Urwah secara ringkas.

Hadis itu juga disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam kitab Al-Bidâyah (5/3) dari Ibnu Ishaq, dari Zuhri, Yazid bin Ruman, Abdullah bin Abu Bakar, dan ‘Ashim bin Umar dengan lafal yang sebagian besarnya sama.

Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Thabarani dari Ibnu Abbas RA., ia berkata: Ketika Nabi SAW. berencana untuk berangkat menuju Perang Tabuk, beliau berkata kepada Jadd bin Qais, “Bagaimana pendapatmu mengenai perang melawan orang-orang Romawi?”

la menjawab, “Wahai Rasulullah! Aku adalah seorang lelaki yang sangat menyukai wanita. Dan apabila nanti aku melihat wanita-wanita Romawi, pasti aku akan tergoda. Sudikah engkau mengizinkan aku agar tinggal dirumah (tidak ikut berperang)? Dan janganlah engkau menjadikan aku terjerumus ke dalam fitnah!”

Maka Allah menurunkan ayat: “Di antara mereka ada orang yang berkata, “Berilah saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.” Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah.” (QS. At-Taubah: 49).

[Haitsami (7/30) berkata bahwa dalam sanadnya terdapat Yahya Al-Himmani, seorang rawi yang dha’if].

Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).

Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).

Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.