RASULULLAH SAW. mengimbau serta memberi semangat kepada kaum muslimin supaya berangkat jihad. Beliau juga menyuruh mereka agar berinfak untuk maksud tersebut. Maka para sahabat RHum. membawa harta yang banyak untuk diinfakkan.
Baca : Bab 6 – Rasulullah SAW. Kirim Para Sahabat ke Mekah, Gerakan Jihad
Orang yang pertama membawa hartanya untuk diinfakkan adalah Abu Bakar Shiddiq RA. la datang dengan membawa seluruh hartanya, yaitu sebanyak 4.000 dirham.
Rasulullah SAW. bertanya kepadanya, “Apakah engkau meninggalkan sesuatu untuk keluargamu?”
la menjawab, “Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.”
Kemudian datang Umar bin Khattab dengan membawa separuh hartanya.
Rasulullah SAW. bertanya kepadanya, “Apakah engkau meninggalkan sesuatu untuk keluargamu?”
Baca Juga : Bab 6 – Perhatian Nabi SAW. Terhadap Pemberangkatan Pasukan Usamah, Menjelang Wafat Beliau
la menjawab, “Aku meninggalkan separuhnya, seperti yang aku bawa kepadamu.”
Lalu ketika terdengar oleh Umar tentang infak Abu Bakar, ia berkata, “Setiap kali kami (aku dan Abu Bakar) berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, pasti ia berhasil mengalahkanku.”
Abbas bin Abdul-Mutthalib dan Thalhah bin Ubaidullah RHuma. membawa hartanya masing-masing kepada Rasulullah SAW.
Abdurrahman bin ‘Auf RA. membawa uang 200 uqiyah. Sa’ad bin Ubadah RA. membawa hartanya untuk diinfakkan. Demikian pula Muhammad bin Maslamah RA.
‘Ashim bin ‘Adi RA. menginfakkan sembilan puluh wasaq kurma. Sedangkan Utsman bin Affan menyediakan sepertiga dari kebutuhan pasukan kaum muslimin, Dialah yang paling banyak menginfakkan hartanya di antara para sahabat RHum., sehingga mencukupi sepertiga dari kebutuhan (pokok) pasukan.
Bahkan dikatakan bahwa tidak ada lagi yang dibutuhkan oleh para pasukan, hingga mencukupi pula kebutuhan mereka berupa alat pelubang wadah-wadah minum.
Maka dikatakan bahwa Rasulullah SAW. bersabda pada hari itu. “Apa pun yang dilakukan Utsman sesudah hari ini tidak akan membawa mudarat baginya.”
Orang-orang kaya merasa senang untuk mengerjakan kebaikan dengan mengharapkan agar mendapatkan kebaikan pula darinya.
Sementara orang-orang yang tidak sekaya mereka dan lebih lemah daripada mereka akan menjadi kuat.
Sampai ada seorang lelaki yang datang dengan membawa seekor unta kepada satu atau dua orang, lalu berkata, “Unta ini untuk kalian berdua, kalian bisa menaikinya secara bergiliran.”
Ada pula orang yang membawa hartanya dan memberikannya kepada orang yang akan berangkat. Bahkan para wanita juga ikut membantu sekadar kesanggupan mereka.
Ummu Sinan Al-Aslamiyyah RHa. berkata, “Aku telah melihat sehelai kain dibentangkan di hadapan Nabi SAW. di rumah Aisyah RHa.
Di dalamnya terdapat gelang tangan, gelang lengan atas, gelang kaki, anting-anting dan cincin, hingga penuhlah kain tersebut.
Semua itu dikirimkan oleh para wanita untuk membantu persiapan pasukan kaum muslimin.”
Sedangkan pada masa itu, orang-orang dalam keadaan sangat sulit, buah-buahan sedang matang, dan naungan di bawah pohon merupakan hal yang sangat disukai. Karena itu, banyak dari mereka yang lebih suka tinggal di kampung halaman dan enggan untuk berangkat perang dalam keadaan dan musim seperti itu.
Rasulullah SAW. mulai bergerak cepat dan bersungguh-sungguh untuk berangkat. Rasulullah SAW. memasang kamp di Tsaniyyatul-Wadd’, sedangkan jumlah mereka sangat banyak, tidak tercatat secara terperinci. Siapa pun yang ingin meninggalkan barisan, pasti ia mengira tidak akan diketahui oleh Nabi SAW., selama tidak turun wahyu mengenal dirinya dari Allah.
Setelah Rasulullah SAW. merasa mantap untuk melanjutkan perjalanan dan membulatkan tekad untuk berangkat, beliau mengangkat Siba’ bin ‘Urfuthah Al-Ghifari -ada yang mengatakan: Muhammad bin Maslamah- sebagai pimpinan sementara di kota Madinah.
Lalu Rasulullah SAW. bersabda, “Sering-seringlah memakai sandal, karena seseorang dianggap masih berkendaraan selama ia memakai sandal.”
Ketika Rasulullah SAW. mulai bergerak, Ibnu Ubay pulang bersama orang-orang munafik lainnya.
Ia berkata, “Muhammad telah memerangi bangsa Romawi ketika keadaan sedang sulit, cuaca amat panas, menuju negeri yang jauh, untuk menghadapi pasukan yang tidak mampu ia hadapi. Muhammad mengira bahwa perang melawan bangsa Romawi merupakan gurauan semata-mata.”
Orang-orang munafik yang menjadi anak buahnya juga berpendapat seperti itu.
Kemudian Ibnu Ubay berkata, “Demi Allah! Terbayang olehku ketika sahabat-sahabatnya dibelenggu dengan tali.”
la mengucapkan kalimat ini untuk menyebarkan berita bohong mengenai Rasulullah SAW. dan para sahabatnya RHum.
Ketika Rasulullah SAW. bergerak dari Tsaniyyatul-Wada’ menuju Tabuk dan telah memasang semua panji dan bendera, panji terbesar diserahkan kepada Abu Bakar dan bendera yang terbesar diserahkan kepada Zubair.
Panji Kabilah Aus diserahkan kepada Usaid bin Hudhair. Panji Kabilah Khazraj diserahkan kepada Abu Dujanah dikisahkan pula bahwa panji itu diserahkan kepada Hubab bin Mundzir RHum.
Jumlah sahabat yang menyertai Rasulullah SAW. ketika itu 30.000 orang. Sedangkan jumlah tentara berkuda 10.000 orang. Rasulullah SAW. memerintahkan kepada semua Kabilah Anshar untuk memegang panji dan benderanya masing-masing.
Demikian juga kabilah-kabilah Arab lainnya, masing-masing dengan panji dan bendera mereka. [Demikian, dengan sedikit pengurangan].
Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).
Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).
Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.