AHMAD meriwayatkan beserta sanadnya dari ‘Urwah bin Zubair, dari Abdullah bin ‘Amr RHuma., ‘Urwah berkata: Aku pernah berkata kepada Abdullah, “Sejauh yang pernah engkau lihat, seperti apakah gangguan paling berat yang pernah dilakukan orang-orang Quraisy terhadap Rasulullah SAW. dalam melampiaskan permusuhan mereka terhadap beliau?”
Baca : Bab 3 – Gangguan Orang Quraisy Terhadap Nabi SAW. dan Tanggapannya
la berkata: Ketika itu aku bersama mereka sedangkan para pemuka Quraisy telah berkumpul di Hijir Isma’il.
Mereka berkata, “Kita tidak pernah bersabar melebihi kesabaran kita menghadapi orang ini (Nabi SAW.). la telah menganggap bodoh akal pikiran kita, mencaci nenek moyang kita, mengecam agama kita, memecah-belah kesatuan kita, dan mencela tuhan-tuhan kita.
Sungguh, kita telah bersabar terhadapnya mengenai sebuah kejadian yang besar.” -atau sebagaimana yang mereka katakan.
Baca Juga : Bab 4 – Pujian Umar RA. Atas Usaha Abu Bakar Menjaga Nabi SAW. Menuju Gua Tsur
Kemudian ketika mereka dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba muncullah Rasulullah SAW. di hadapan mereka. Beliau datang dengan berjalan kaki hingga menghadap Hajar Aswad. Kemudian beliau lewat di depan mereka seraya mengerjakan thawaf di baitullah.
Ketika beliau lewat di depan mereka, mereka mengolok-olok beliau dengan menirukan kata-kata beliau. Aku mengetahui dari raut wajah beliau, bahwa beliau merasa terhina.
Namun beliau tetap meneruskan thawafnya. Lalu ketika lewat di depan mereka untuk yang kedua kalinya, mereka mengolok-olok beliau seperti tadi. Lalu ketika lewat di depan mereka untuk yang ketiga kalinya, mereka mengolok-olok beliau seperti tadi.
Maka beliau berkata, “Tidakkah kalian mendengar wahai orang-orang Quraisy?Sungguh, demi Dzat Yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, aku datang kepada kalian untuk menyembelih kalian.”
Ucapan beliau itu sangat berkesan di dalam diri mereka, sehingga mereka semua tidak berkutik seakan-akan di atas kepala mereka bertengger seekor burung. Bahkan orang yang semula bersikap keras terhadap beliau, kini bermaksud menenangkan beliau dengan mengucapkan kata-kata terbaik yang bisa ia ucapkan.
Bahkan ada yang berkata, “Pergilah, Hai Abul-Qasim. Pergilah dengan bijaksana. Demi Allah! Kamu tidak pantas bersikap bodoh.”
Rasulullah SAW. pun pergi.
Kemudian pada keesokan harinya, mereka berkumpul lagi di Hijir Isma’il, sedangkan aku bersama mereka. Salah seorang dari mereka berkata kepada yang lain, “Kalian telah berbicara mengenai kesabaran sikap kalian dan gangguan yang telah ia lakukan terhadap kalian.
Namun ketika ia mengatakan dengan terang-terangan kepada kalian kata-kata yang tidak kalian sukai, kalian membiarkannya begitu saja?”
Ketika mereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba datanglah Rasulullah SAW. di hadapan mereka. Mereka pun serentak bergegas menghampiri dan mengepung beliau. Mereka berkata, “Kamukah yang mengatakan begini-begini?” -Yakni kata-kata celaan terhadap tuhan-tuhan mereka dan agama mereka yang sampai ke telinga mereka.
Maka Rasulullah SAW. menjawab, “Ya, akulah yang mengatakannya.”
Sungguh, aku melihat salah seorang di antara mereka memegang tempat persilangan kain syal yang beliau kenakan.
Abu Bakar RA. pun datang membela beliau dengan berkata seraya menangis, “Apakah kalian akan memb*n*h seorang lelaki karena dia menyatakan: Tuhanku ialah Allah?”
Kemudian mereka pun pergi meninggalkan beliau. Itulah satu-satunya tindakan paling keras yang pernah aku lihat dilakukan oleh orang-orang Quraisy terhadap beliau.
[Haitsami (6/16) berkata bahwa Ibnu Ishaq telah menyatakan secara jelas bahwa la mendengar langsung dari gurunya. Sedangkan para perawi yang lain adalah perawi kitab Shahih].
Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Balhaqi dari ‘Urwah RA., la berkata: Aku pernah berkata kepada Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash RA. “Sejauh yang pernah engkau lihat, seperti apakah gangguan paling berat yang pernah dilakukan orang-orang Quraisy (terhadap Rasulullah SAW.)?”
-Lalu perawi meneruskan haditsnya secara panjang lebar dengan lafal yang sebagian besarnya sama, sebagaimana disebutkan dalam kitab Al Bidayah (3/46).
Abu Ya’la meriwayatkan beserta sanadnya dari Asma’ binti Abu Bakar RHa. bahwa orang-orang berkata kepadanya, “Sejauh yang pernah engkau lihat, seperti apakah gangguan paling berat yang pernah dilakukan orang orang musyrik terhadap Rasulullah SAW.?”
la berkata: Suatu ketika orang-orang musyrik duduk di Masjidil Haram untuk membicarakan tentang Rasulullah SAW. dan ucapan beliau tentang tuhan-tuhan (berhala) mereka.
Ketika mereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba datanglah Rasulullah SAW. Kemudian mereka semua bergegas menyerang beliau.
Maka terdengarlah oleh Abu Bakar RA. suara teriakan orang-orang kepada Rasulullah SAW.
Mereka berkata, “Tolonglah sahabatmu.”
Abu Bakar pun pergi dari tempat kami, dan ketika itu rambutnya berjambul empat, dan ia berkata, “Celakalah kalian! Apakah kalian akan membunuh seorang laki-laki karena ia menyatakan: Tuhanku adalah Allah, padahal ia telah datang kepada kalian dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhan kalian?”
Maka mereka membiarkan Rasulullah SAW. dan menyerang Abu Bakar. Ketika Abu Bakar kembali kepada kami, setiap kali la menyentuh jambulnya, maka rontoklah rambut jambulnya itu.
la berkata, “Mahasuci Engkau, wahai Dzat Yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”
[Haitsami (6/17) berkata bahwa dalam sanadnya terdapat Tadrus, kakek Abu Zubair, aku tidak mengenalinya. Sedangkan para rawi yang lain tsigat].
Disebutkan pula oleh Ibnu ‘Abdil-Barr dalam kitab Al-Isti’ab (2/247), dari Ibnu ‘Uyainah, dari Walid bin Katsir, dari Ibnu ‘Abdus, dari Asma’ RHa. -Lalu perawi meneruskan haditsnya dengan lafal yang sebagian besarnya sama.
Dengan sanad ini, diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Abu Nu’aim dalam kitab Hilyatul-AuliyĆ” (1/31) secara ringkas.
Dalam sanadnya disebutkan: Ibnu Tadrus, dari Asma.
Abu Ya’la meriwayatkan beserta sanadnya dari Malik bin Anas RA., ia berkata: Suatu kali, mereka (orang-orang Quraisy) telah memukuli Rasulullah SAW. hingga beliau -pingsan.
Maka datanglah Abu Bakar RA., lalu berseru, “Celakalah kalian! Apakah kalian akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: Tuhanku ialah Allah?”
Mereka pun bertanya, “Siapakah orang ini?”
Mereka berkata, “Abu Bakar, Si Gila.”
Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Bazzar. Ia menambahkan: Lalu mereka meninggalkan beliau dan menghampiri Abu Bakar (untuk menyerangnya).
[Para perawinya adalah perawi kitab Shahih, -sebagaimana dikatakan oleh Haitsami (6/17)].
Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Al-Hakim (3/67). [la berkata: Ini adalah hadits shahih menurut syarat sanad Muslim, namun Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya beserta sanadnya dalam kitab Shahih mereka).
Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).
Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).
Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.