IBNU JARIR Ath-Thabari (4/61) meriwayatkan beserta sanadnya dari Qasim bin Muhammad, ia berkata Mutsanna bin Haritsah radhiyoidhu ‘anhu berkata, “Wahai semua orang jangan sekali-kali kalian menganggu sasaran yang akan kita tuju (Negeri Persia) sebagai sesuatu yang berat.
Kita telah berhasil menguasai Kawasan Dunan Persia, Kita juga sudah mengalahkan mereka di salah satu sisi kawasan Sawad yang terbaik, merebut separuh kerajaan mereka, dan telah berhasil menghinakan mereka.
Orang-orang kita pun menjadi berani menghadapi mereka, dan insya Allah kita juga akan menguasai negeri mereka yang tersisa.”
Kemudian, Khalifah Umar rodhiyallohu anhu berdiri di hadapan orang-orang dan berkata, “Wilayah Hijaz bukan tempat menetap kalian yang sebenarnya, namun hanya tempat tinggal sementara untuk mencari rerumputan bagi ternak.
Hanya dengan itulah penduduk Hijaz bisa bertahan hidup. Di mana orang-orang muhajirin yang selalu bersegera menggapai janji-janji Allah?
Berjalanlah kalian di muka bumi yang telah Allah janjikan di dalam kitab suci, bahwa Dia akan menjadikan kalian sebagai pewarisnya.
Allah telah berfirman: “Agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama.” (QS. Ash-Shaff: 9)
Allah akan memberikan kemenangan kepada agama-Nya, memberikan kemuliaan kepada orang yang menolong agama-Nya, dan menjadikan umatnya sebagai penguasa seluruh bangsa.
Di manakah hamba-hamba Allah yang shalih?”
Yang pertama kali menyambut seruan tersebut adalah Abu ‘Ubaid bin Mas’ud. Kemudian diikuti oleh Sa’d bin ‘Ubaid atau Salith bin Qais radhiyallahu ‘anhum.
Kemudian setelah pasukan berkumpul, seseorang berkata kepada Umar, “Tunjuklah salah seorang dari kalangan Muhajirin dan Anshar yang terdahulu sebagai komandan mereka.”
Namun Umar berkata, “Demi Allah! Aku tidak akan melakukannya. Sesungguhnya Allah meninggikan derajat kalian hanya karena semangat dan kesigapan kalian untuk melawan musuh.



