6 - JihadUpdate

Inilah Kisah Semangat dan Kecintaan Para Sahabat Nabi untuk Berjihad di Jalan Allah

458
×

Inilah Kisah Semangat dan Kecintaan Para Sahabat Nabi untuk Berjihad di Jalan Allah

Sebarkan artikel ini

1. Semangat Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu untuk Berjihad

Abu Nu’aim meriwayatkan beserta sanadnya dalam kitab Hilyatul-Auliya (9/37) dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Ketika itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merencanakan untuk berangkat ke lembah Badar.

Setelah Abu Umamah memutuskan untuk turut berangkat bersama beliau, maka Abu Burdah bin Niyar (pamannya dari pihak ibu), berkata kepadanya, “Tinggallah kamu di rumah untuk merawat ibumu.”

Maka Abu Umamah menimpali, “Engkau saja! Tinggallah engkau di rumah untuk merawat saudara perempuanmu.”

Kemudian Abu Burdah menceritakan kejadian itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Beliau pun menyuruh Abu Umamah agar tinggal di rumah (untuk menjaga ibunya).

Sedangkan Abu Burdah ikut berangkat ke Badar.

Kemudian ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kembali dari Badar, ibu Abu Umamah telah meninggal dunia. Beliau pun menyalatkannya.

2. Semangat Umar Radhiyallahu ‘Anhu untuk Menempuh Perjalanan di Jalan Allah dan Perkataannya bahwa Jihad Lebih Utama daripada Haji

Imam Ahmad dalam kitab Az-Zuhd, Sa’id bin Manshur, Ibnu Abi Syaibah dan yang lainnya meriwayatkan beserta sanadnya dari Umar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Jika bukan karena tiga perkara ini, tentu aku lebih suka untuk bertemu dengan Allah (mati). Yaitu: (1) menempuh perjalanan di jalan Allah, (2) meletakkan dahiku di atas tanah pada waktu sujud, atau (3) duduk bersama suatu kaum yang
memetik perkataan yang baik sebagaimana dipetiknya kurma yang baik.” [Demikian dalam kitab Kanzul-‘Ummal).

Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan beserta sanadnya dari Umar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Hendaknya kalian mengerjakan haji! Karena ibadah haji merupakan amal shalih yang diperintahkan oleh Allah. Dan jihad lebih utama daripada haji.”(Demikian dalam kitab Kanzul-‘Ummâl (2/288)].