6 - JihadUpdate

Kisah Abu Thalhah Mengenai Jihad dan Abu Ayyub Al-Ansari yang Minta Dikubur Diwilayah Musuh

286
×

Kisah Abu Thalhah Mengenai Jihad dan Abu Ayyub Al-Ansari yang Minta Dikubur Diwilayah Musuh

Sebarkan artikel ini

IBNU ‘Abdil-Barr di dalam Al-Isti’âb (1/550), dari Hammad bin Salamah, dari Tsabit Al-Bunani dan Ali bin Zaid, dari Anas radhiyallahu ‘anhu: Bahwa suatu ketika Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu membaca surat Bara’ah (At-Taubah).

Baca : Bab 6 – Semangat Bilal dan Miqdad Berperang di Jalan Allah, Keteguhan Atas Agama Gambaran Hidup Mereka

Lalu sampai pada firman Allah ta’âlâ: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat.” (QS. At-Taubah: 41).

Maka Thalhah berkata, “Aku tidak memiliki pendapat lain selain bahwa Allah menyuruh kita untuk berangkat berjihad, baik kita masih muda ataupun sudah tua.

Wahai anak-anakku, persiapkanlah bekalku! Persiapkanlah bekalku!”

Anak-anak Abu Thalhah berkata kepadanya, “Semoga Allah merahmatimu!

Engkau telah berperang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hingga beliau wafat, juga bersama Abu Bakar hingga ia wafat, dan bersama Umar hingga ia wafat.

Maka sekarang biarkanlah kami saja yang berangkat berperang menggantikanmu.”

Abu Thalhah berkata, “Tidak. Persiapkanlah bekalku.”

Kemudian Abu Thalhah berperang di lautan dan meninggal dunia ketika masih berada di lautan.

Baru setelah tujuh hari, orang-orang mendapatkan pulau untuk mengebumikan jenazahnya.

Lalu mereka menguburnya di sana, sedangkan jenazah Abu Thalhah masih utuh, tidak berubah sedikit pun.

Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Ibnu Sa’d (3/66), dari jalur sanad Tsabit dan Ali, dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dengan lafal yang sebagian besarnya sama secara panjang lebar.

Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Baihaqi (9/21) dan Al-Hakim (3/353), dari jalur sanad Hammad, dari Tsabit dan Ali, dari Anas radhiyallahu ‘anhu dengan lafal yang semakna secara ringkas.

[Al-Hakim berkata bahwa ini adalah hadis shahih menurut syarat sanad Muslim, namun Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya beserta sanadnya dalam kitab Shahih mereka].

Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Abu Ya’la, sebagaimana dalam Majma’uz-Zawa id (9/312) secara ringkas.

[la berkata bahwa para perawinya adalah perawi kitab Shahih].

Kisah Abu Ayyub Al-Ansari Radhiyallahu ‘Anhu Minta Dikubur di Wilayah Musuh

AL-HAKIM (3/458) meriwayatkan beserta sanadnya dari Muhammad bin Sirin, ia berkata: Abu Ayyub radhiyallâhu ‘anhu menyertai Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam dalam perang Badar.

Sejak hari itu, ia tidak pernah ketinggalan menyertai peperangan demi peperangan bersama kaum muslimin, kecuali pada satu tahun saja, karena yang diangkat sebagai panglima ketika itu adalah seorang pemuda, sehingga pada tahun tersebut Abu Ayyub tidak ikut berangkat.

Kemudian setelah itu, Abu Ayyub merasa bersedih dan menyesal. la berkata, “Tidak ada urusannya denganku siapa pun yang diangkat sebagai panglima perang.”

(Ketika menyertai pasukan), Abu Ayyub jatuh sakit, dan panglima pasukan waktu itu adalah Yazid bin Mua’wiyah.

Yazid pun datang menjenguknya dan
bertanya, “Apakah engkau menginginkan sesuatu?”

Abu Ayyub menjawab, “Yang aku inginkan adalah bahwa jika aku mati, usung jenazahku di atas kendaraan, lalu bawalah masuk ke wilayah musuh, jika engkau mendapatkan jalan masuk ke sana.

Namun jika engkau tidak menemukan jalan masuk, langsung kuburkanlah jenazahku, lalu pulanglah.”

Ketika Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu meninggal, Yazid mengusung jenazahnya di atas kendaraan, kemudian ia hendak membawanya masuk ke wilayah musuh, namun tidak mendapatkan jalan masuk ke sana.

la pun langsung menguburnya, lalu kembali.

Muhammad bin Sirin berkata: Abu Ayyub pernah berkata, “Allah ‘azza wajalla telah berfirman: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat.” (QS. At-Taubah: 41).

Maka aku merasa bahwa aku dalam keadaan entah ringan atau berat.”

Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Ibnu Sa’d (3/49), dari Muhammad dengan lafal yang sebagian besarnya sama, sebagaimana dalam kitab Al-Ishâbah (1/405).

[Ibnu Hajar berkata: Diriwayatkan pula oleh Abu Ishaq Al-Fazari dari Muhammad, dan ia menyebutkan nama pemuda (yang diangkat sebagai panglima) itu adalah Abdul-Malik bin Marwan].

Ibnu ‘Abdil-Barr (1/404) meriwayatkan beserta sanadnya dalam kitab Al-Isti’âb, dari Abu Zhibyan, dari para gurunya, dari Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu bahwa ia
berangkat berperang pada masa Mu’awiyah, lalu jatuh sakit.

Ketika penyakitnya bertambah berat, ia berkata kepada kawan-kawannya, “Jika nanti aku mati, usunglah jenazahku. Bila kalian telah berhadapan dengan musuh, kebumikan aku di bawah telapak kaki kalian.”

Kemudian mereka melaksanakan wasiat tersebut.

Lalu perawi meneruskan hadisnya hingga selesai.

Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Imam Ahmad dalam kitab Al-Bidayah (8/59) dari Abu Zhibyan, ia berkata: Ketika Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu berangkat berperang bersama Yazid bin Mu’awiyah, ia berkata, “Jika nanti aku mati, maka bawalah aku masuk ke wilayah musuh. Lalu kuburkan aku di bawah telapak kaki kalian di tempat kalian bertemu musuh.”

Kemudian ia berkata, “Aku pernah
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Barangsiapa mati tanpa mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun, pasti akan masuk ke dalam Surga.”

Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Ibnu Sa’d (3/49) dengan lafal yang sebagian besarnya sama seperti pada riwayat rangkaian kalimat dalam riwayat Ibnu Abdil-Barr.

Baca Juga : Bab 1 – Dakwah Nabi SAW. Kepada Setiap Dua Orang Untuk Masuk Islam

Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).
Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).
Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.