IBNU ‘Asakir meriwayatkan beserta sanadnya juga, dari Hasan bin Abul-Hasan, ia berkata: Sebelum wafat, Rasulullah SAW. membentuk pasukan yang terdiri dari penduduk Madinah dan sekitarnya.
Baca : Bab 6 – Sesuai Perintah Nabi SAW., Abu Bakar RA. Bersikeras agar Pasukan Usamah Diberangkatkan
Dalam pasukan tersebut ada Umar bin Khattab RA. Rasulullah SAW. mengangkat Usamah bin Zaid RA. sebagai komandan pasukan ini. (Ketika pasukan sedang berjalan), sebelum bagian dari pasukan paling belakang mencapai Khandaq, Rasulullah SAW. wafat.
Maka Usamah menghentikan pasukannya, kemudian berkata kepada Umar, “Kembalilah engkau menemui Khalifah Rasulullah SAW. Lalu mintakan izin kepadanya -ia tentu akan mengizikan aku- agar pasukan boleh ditarik kembali, karena aku membawa orang-orang terkemuka dan orang-orang kuat.
Sedangkan aku mengkhawatirkan keselamatan Khalifah Rasulullah SAW. serta keluarga Rasulullah SAW. dan keluarga kaum muslimin, mereka dapat diculik oleh kaum musyrikin.”
Baca Juga : Bab 1 – Wahsyi bin Harb (Pembunuh Paman Nabi) Masuk Islam
Beberapa orang Anshar berkata (kepada Umar), “Jika Abu Bakar bersikeras agar kita tetap berangkat, maka sampaikan pesan dari kami untuknya, dan mintalah kepadanya agar mengangkat komandan untuk kami seseorang yang lebih matang usianya daripada Usamah.”
Atas perintah Usamah, Umar pun berangkat untuk menemui Abu Bakar dan menyampaikan kepadanya tentang apa yang dikatakan oleh Usamah.
Abu Bakar berkata, “Sekalipun tubuhku akan dicabik-cabik oleh anjing dan serigala, aku tidak akan membatalkan keputusan yang telah dibuat oleh Rasulullah SAW.”
Lalu Umar berkata, “Orang-orang Anshar juga memintaku untuk menyampaikan pesan kepadamu bahwa mereka ingin agar engkau menyerahkan posisi komandan bagi mereka kepada seseorang yang lebih matang usianya daripada Usamah.”
Abu Bakar yang semula duduk- melompat dan memegang janggut Umar seraya berkata, “Payah kamu hai Putra Khattab! Usamah telah diangkat (sebagai komandan) oleh Rasulullah SAW., lalu kamu menyuruhku agar mencopotnya?!”
Umar pun kembali ke pasukan.
Mereka bertanya kepadanya, “Bagaimana hasilnya?”
la berkata, “Teruskan perjalanan! Payah kalian! Karena kalian, hari ini aku mendapat semprotan dari Khalifah Rasulullah SAW.”
Kemudian Abu Bakar keluar hingga menyusul pasukan, lalu mengobarkan semangat mereka. Ia pun melepas keberangkatan pasukan Usamah dengan berjalan kaki, sedangkan Usamah naik hewan tunggangan.
Sedangkan Abdurrahman bin Auf menuntun hewan tunggangan milik Abu Bakar.
Usamah berkata, “Wahai Khalifah Rasulullah! Silakan engkau naik, atau jika tidak, aku akan turun.”
Abu Bakar menjawab, “Demi Allah! Engkau tidak boleh turun. Dan demi Allah! Aku pun tidak akan naik. Apa salahnya jika aku membuat kakiku terkena debu sesaat di jalan Allah? Karena bagi orang yang berjihad, dengan setiap langkahnya, 700 kebaikan ditulis untuknya, 700 derajat dinaikkan untuknya, dan dihapuskan 700 dosanya.”
Setelah dianggap cukup, Abu Bakar berkata kepada Usamah, “Jika engkau tidak keberatan untuk membantuku dengan mengizinkan Umar bin Khattab tinggal bersamaku, izinkanlah.”
Maka Usamah memberikan izin Umar untuk tinggal di Madinah.
[Demikian dalam kitab Mukhtashar Ibni Asâkir (1/117), dan Kanzul-‘Ummâl (5/314)].
Ibnu Katsir menceritakan kisah tersebut di bagian (6/305) dari Saif, dari Hasan, secara ringkas.
Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).
Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).
Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.