1 - DakwahUpdate

Dakwah Nabi SAW. Kepada Dzul-Jausyan Adh-Dhababi, Masuk Islam Tunggu Mekkah Ditaklukkan

224
×

Dakwah Nabi SAW. Kepada Dzul-Jausyan Adh-Dhababi, Masuk Islam Tunggu Mekkah Ditaklukkan

Sebarkan artikel ini

THABRANI meriwayatkan beserta sanadnya dari Dzul-Jausyan Adh-Dhababi, ia berkata: Aku datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setelah selesai mengurusi para syuhada perang Badar dengan membawa seekor anak kuda dari kudaku yang bernama Qarha.

Baca : Bab 1 – Dakwah Nabi SAW kepada Mu’awiyah bin Haidah dan Adi bin Hatim serta Sebutan tentang Kota Hirah

Lalu aku berkata, “Hai Muhammad, aku datang kepadamu dengan membawa anak si Qarha untuk engkau ambil sebagai tunggangan.”

Beliau bersabda, “Aku tidak memerlukannya. Namun jika kamu ingin agar aku memberikan ganti kepadamu (sebagai barter) untuk anak kuda itu dengan baju besi pilihan hasil rampasan perang Badar, aku setuju.”

Aku berkata, “Hari ini, aku tidak bermaksud menukarkan anak kudaku dengan seorang hamba sahaya ataupun barang paling berharga sekalipun (akan tetapi aku bermaksud menghadiahkannya untukmu).

Baca Juga : Bab 1 – Beberapa Kisah Dakwah Nabi SAW. dan Dialog Terjadi Sebelum Masuk Islam

Beliau bersabda, “Aku tidak memerlukannya. Kemudian beliau
bersabda, “Wahai Dzul-Jausyan Maukah kamu masuk Islam, sehingga kamu termasuk orang-orang awal dalam agama ini?”

“Tidak,” sahutku.

“Mengapa?” Tanya beliau.

Aku berkata, “Aku melihat kaummu terus memusuhimu.”

Beliau bertanya, “Lalu bagaimana sampai kepadamu kabar mengenai kekalahan mereka di Badar?”

Aku berkata, “Kabar itu telah sampai kepadaku.”

Beliau bersabda, “Kami hendak membimbingmu kepada Islam.”

Aku berkata, “(Aku bersedia,) jika engkau berhasil merebut dan menempati Ka’bah.”

Beliau bersabda, “Jika kamu panjang umur, tentu kamu akan menyaksikannya.”

Kemudian beliau bersabda, “Hai Bilal, ambillah tas orang ini, lalu masukkan kurma Ajwa’ ke dalamnya sebagai bekal untuknya.”

Ketika aku beranjak pergi, beliau bersabda, “Sungguh! la adalah penunggang kuda terbaik di kalangan kabilah Bani ‘Amir.”

Lanjut Dzul-Jausyan: Demi Allah!Ketika aku sedang bersama keluargaku di kawasan Ghaur, tiba-tiba datang seorang penunggang unta.

Aku berkata, “Apa berita mengenai orang-orang di sana?”

Orang itu berkata, “Demi Allah! Muhammad telah berhasil merebut dan menempati Ka’bah.”

Maka aku berkata, “Payah aku ini! Seandainya pada waktu itu aku masuk Islam, kemudian aku meminta tanah di kota Hirah, tentu beliau memberikannya untukku.”

Dalam riwayat yang lain: Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya, “Apa yang menghalangimu untuk masuk Islam?”

Dzul-Jausyan berkata, “Aku melihat kaummu telah mendustakanmu, mengusirmu, dan memerangimu.

Aku akan melihat bagaimana sepak-terjangmu. Jika engkau dapat mengalahkan mereka, aku akan beriman kepadamu dan mengikutimu.

Namun jika mereka dapat mengalahkanmu, aku tidak akan mengikutimu.”

[Haitsami (6/162) berkata: Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad, ayahnya, namun dengan rangkaian matan hadis yang berbeda, dan Thabarani.

Para rawi mereka adalah perawi kitab Shahih.

Abu Dawud meriwayatkan sebagian dari hadis tersebut.]


Dakwah Nabi SAW. Kepada Basyir bin Khashashiyah

IBNU ‘Asakir meriwayatkan beserta sanadnya dari Basyir bin Khashashiyah, ia berkata: Ketika aku datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau mengajakku untuk masuk Islam.

Kemudian beliau bertanya kepadaku, “Siapa namamu?”

“Nadzir,” jawabku.

Beliau bersabda, “Bukan! Tetapi namamu Basyir.”

Lalu beliau menempatkanku di shuffah. Apabila datang hadiah, beliau menyertakan kami di dalamnya.

Namun apabila datang sedekah, beliau memberikan semuanya kepada kami.

Pada suatu malam, beliau keluar rumah, lalu aku mengikutinya.

Ternyata beliau datang ke makam Baqi’. Beliau pun mengucapkan: “Salam sejahtera bagi kalian wahai para penghuni kampung orang-orang mukmin.

Sesungguhnya kami akan menyusul kalian. Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami akan kembali.

Kalian telah mendapatkan kebaikan yang demikian banyak, dan kalian telah meninggalkan keburukan yang demikian panjang (di dunia).”

Kemudian beliau menoleh kepadaku, lalu berkata, “Siapa itu?”

“Basyir,” sahutku.

Lalu beliau bersabda, “Tidakkah kamu senang bahwa Allah telah mengambil pendengaranmu, hatimu, dan penglihatanmu kepada Islam, dari sekian banyak kabilah Rabi’ah Al-Faras yang beranggapan bahwa kalau bukan karena mereka, tentu bumi ini beserta penghuninya telah terbalik.”

Aku berkata, “Tentu wahai Rasulullah.”

Beliau pun bertanya, “Apa yang membuatmu datang ke sini?”

Aku berkata, “Aku khawatir bahwa engkau mendapat musibah atau terkena gigitan maupun sengatan hewan berbisa.”

Menurut riwayat Ibnu ‘Asakir pula, Thabarani dan Baihaqi menyebutkan sabda beliau, “Hai Basyir, tidakkah kamu memuji Allah yang telah memegang ubun-ubunmu kepada Islam dari sekian banyak kabilah Rabi’ah:

Suatu kaum yang beranggapan bahwa kalau bukan karena mereka, tentu bumi beserta orang yang ada di atasnya telah terbalik.”

[Demikian dalam kitab Muntakhab Kanzil-‘Ummål (5/146)].

Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).

Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).

Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.