1 - DakwahUpdate

Dakwah Nabi SAW. kepada Walid bin Mughirah, Asbabun Nuzul Surat Al Muddatstsir tentang Neraka Saqar

199
×

Dakwah Nabi SAW. kepada Walid bin Mughirah, Asbabun Nuzul Surat Al Muddatstsir tentang Neraka Saqar

Sebarkan artikel ini

ISHAQ bin Rahawaih meriwayatkan beserta sanadnya dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa suatu ketika Walid bin Mughirah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Baca : Bab 1 – Dakwah Nabi SAW. kepada Abu Jahal dan Pengakuan Kebenaran Walau Diingkari

Lalu beliau membacakan Al-Qur’an
untuknya. Maka seakan-akan Walid bersimpati terhadapnya.

Kemudian kabar itu sampai kepada Abu Jahal, sehingga ia datang kepada Walid, lalu berkata, “Wahai paman! Kaummu ingin mengumpulkan harta untukmu.”

“Untuk apa?” Tanya Walid.

Abu Jahal berkata, “Untuk mereka berikan kepadamu, karena engkau telah datang kepada Muhammad untuk mendapatkan keuntungan darinya.”

Baca Juga : Bab 2 – Baiat Tujuh Puluh Orang Kaum Anshar Kepada Nabi SAW., di Puncak ‘Aqabah untuk Menolong Agama Allah

Walid berkata, “Orang-orang Quraisy mengetahui bahwasanya akulah yang paling banyak hartanya di antara mereka.”

Abu Jahal berkata, “Kalau begitu, katakanlah suatu pernyataan tentang Muhammad yang akan didengar oleh kaummu bahwa engkau mengingkarinya.”

Walid berkata, “Apa yang harus aku katakan? Demi Allah! Di antara kalian tidak ada seorang pun yang lebih mengetahui tentang syair daripada aku.

Tidak ada pula seorang pun yang lebih mengetahui tentang syair yang
menggunakan irama rajaz ataupun tentang syair Qasidah daripada aku.

Dan tidak ada pula seorang pun yang lebih mengetahui tentang syair-syair bangsa jin daripada aku.

Demi Allah! Apa yang diucapkan oleh Muhammad tidak menyerupai satu pun dari semua itu.

Demi Allah! Kata-katanya begitu enak didengar, susunan katanya begitu indah. Bagian atasnya penuh buah-buahan, dan bagian bawahnya penuh air.

Sungguh, kata-kata itu demikian hebat dan tidak ada yang bisa menandinginya. Kata-kata itu tentu mengalahkan semua selainnya.”

Abu Jahal berkata, “Kaummu tidak akan senang kepadamu kecuali jika engkau mengatakan suatu komentar negatif terhadapnya.”

la berkata, “Tunggu! Biar aku pikirkan terlebih dahulu.”

Lalu setelah berpikir, Walid berkata, “Apa yang dibacakan oleh Muhammad itu tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu). Muhammad mempelajarinya dari orang lain.”

Maka turunlah ayat:

“Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian.

Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak, dan anak-anak yang selalu bersama dia, dan Aku lapangkan baginya (rezeki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya, kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya.

Sekali-kali tidak (akan) Aku tambahl, karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur’an).

Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan.

Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), maka celakalah dia.

Bagaimanakah dia menetapkan?, Kemudian celakalah dia!Bagaimanakah dia menetapkan? Kemudian dia memikirkan, sesudah itu dia bermasam muka dan merengut, kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan
menyombongkan diri, lalu dia berkata, (Al-Qur’an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini tidak lain hanyalah perkataan manusia.

Aku akan memasukkannya ke dalam (Neraka) Saqar.

Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?

Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Diatasnya ada sembilan belas (Malaikat Penjaga).” (QS. Al-Muddatstsir: 11 – 30).

Demikian ini diriwayatkan pula oleh Baihaqi, dari Al-Hakim, dari Abdullah bin Muhammad Ash-Shan’ani di Makah, dari Ishaq dengan lafal tersebut.

Telah diriwayatkan pula oleh Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Ikrimah secara mursal.

Di dalamnya disebutkan bahwa kepada Walid, Nabi shallallahu alaihi wasallam membacakan ayat:

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan.

Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl: 90)

[Demikian dalam kitab Al-Bidayah Wan-Nihayah (3/60)].

Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Ibnu Jarir dari ‘Ikrimah, sebagaimana dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir (4/443).

Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).
Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).
Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.