6 - JihadUpdate

Dorongan Jihad Saad bin Abi Waqqash dan Ashim bin Amr saat Khutbah pada Perang Qadisiyah

306
×

Dorongan Jihad Saad bin Abi Waqqash dan Ashim bin Amr saat Khutbah pada Perang Qadisiyah

Sebarkan artikel ini

IBNU Jarir Ath-Thabari (4/44) meriwayatkan beserta sanadnya dari jalur sanad Saif dari Muhammad, Thalhah, dan Ziyad radhiyallahu ‘anhum dengan sanad mereka masing-masing, mereka berkata: Pada perang Qadisiyyah, Sa’d pernah menyampaikan khutbah.

Baca : Bab 5 – Kisah Pembunuhan Abu Rafi Sallam bin Abul-Huqaiq, Sang Yahudi Perongrong Islam

Ia pun membaca tahmid dan tsana kepada Allah, lalu berkata, “Sesungguhnya Allah-lah Yang Mahabenar. Tidak ada sekutu bagi-Nya didalam kerajaan-Nya. Dia tidak pernah mengingkari janji-Nya.

Allah jalla tsana ufi telah berfirman: “Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam Lauhmahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakal hamba-hamba-Ku yang shalih.” (QS. Al-Anbiya: 105).

Wilayah ini merupakan warisan untuk kalian dan sesuatu yang telah dijanjikan oleh Rabb kalian.

Dia telah mengizinkan kalian untuk memanfaatkannya sejak tiga tahun yang lalu. Kalian dapat memberi makan orang lain darinya, juga makan sendiri darinya.

Kalian membunuh penduduknya, mengambil harta mereka, dan menawan mereka sampai hari ini, berkat perjuangan yang telah dibuat oleh orang-orang yang mengikuti peperangan-peperangan sebelumnya melawan mereka.

Kini, pasukan mereka telah datang kepada kalian, sedang kalian adalah para pemuka dan pemimpin bangsa Arab, juga merupakan orang-orang pilihan dari setiap kabilah.

Kalian adalah kebanggaan bagi orang-orang yang ada di belakang kalian. Sekiranya kalian meninggalkan kecintaan kepada dunia ini dan bersemangat untuk
mendapatkan kenikmatan di akhirat, niscaya Allah akan menghimpun untuk kalian kenikmatan di dunia dan akhirat.

Sedangkan perang tidak akan mendekatkan seseorang kepada ajalnya. Jika kalian merasa gentar dan lemah, maka kekuatan kalian akan hilang dan berarti kalian menghancurkan kehidupan kalian sendiri di akhirat.”

Sedangkan ‘Ashim bin ‘Amr pada Perang Qadisiyah tersebut bangkit dan berkata, “Sesungguhnya penduduk negeri ini telah dihalalkan oleh Allah untuk kalian.

Sejak tiga tahun yang lalu, kalian memperoleh dari mereka apa yang tidak mereka peroleh dari kalian.

Kalian akan menjadi orang-orang yang paling tinggi derajatnya, dan Allah akan selalu beserta kalian, jika kalian tegar dan menunjukkan keberanian kalian dalam memerangi musuh, dengan tebasan pedang maupun tusukan tombak.

Kalian juga akan memperoleh harta kekayaan, wanita, anak-anak, dan negeri mereka. Namun jika kalian merasa lemah dan gentar-semoga Allah melindungi dan memelihara kalian dari semua itu maka pasukan musuh tidak akan menyisakan sedikit pun dari kalian, karena mereka khawatir bahwa kalian akan datang kembali kepada mereka berupa pasukan besar yang akan membawa kehancuran bagi mereka.”

“Aku ingatkan kalian kepada Allah! Aku ingatkan kalian kepada Allah! Ingatlah tentang peperangan yang telah terjadi serta apa yang telah Allah karuniakan kepada kalian di dalamnya.

Tidakkah kalian ingat bahwa negeri (Arab) yang kalian tinggalkan merupakan hamparan luas tanah gersang, sunyi, tandus, tidak ada pepohonan ataupun tempat bernaung, yang bisa digunakan untuk berlindung dan mempertahankan diri?

Ambillah keputusan bahwa cita-cita kalian adalah akhirat.”

Baca Juga : Bab 6 – Inilah Kisah Semangat dan Kecintaan Para Sahabat Nabi untuk Berjihad di Jalan Allah

Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).
Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).
Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.