Lalu ketika keduanya hendak keluar dari majelis Umar, Harits bin Hisyam berkata kepada Suhail bin ‘Amr, “Tidakkah kamu lihat bagaimana kita diperlakukan?”
Maka Suhail berkata kepada Harits, “Hai lelaki! Umar tidak patut dicela. Yang patut dicela adalah kita sendiri.
Ketika diseru (kepada Islam), orang-orang Muhajirin dan Anshar segera menyambut seruan itu. Sedangkan kita, ketika diseru (kepada Islam), berlambat-lambat untuk memenuhinya.”
Setelah orang-orang Muhajirin dan Anshar meninggalkan majelis itu, Suhail dan Harits datang menghampiri Umar, dan berkata, “Wahai Amirul-Mukminin! Kami telah melihat bagaimana engkau memperlakukan kami hari ini.
Kami juga mengerti bahwa hal itu disebabkan oleh kekurangan kami sendiri. Maka adakah suatu cara untuk mengejar ketertinggalan kami dalam hal keutamaan?”
Umar berkata kepada mereka, “Yang aku tahu hanyalah dengan cara berangkat berjihad ke arah sana.” Umar berkata demikian sambil menunjuk ke arah perbatasan antara negeri kaum muslimin dan negeri Romawi.
Kemudian Suhail dan Harits berangkat ke Syam, dan akhirnya mereka gugur di sana. [Demikian dalam kitab Kanzul-‘Ummâl (7/136)].
Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Zubair dan pamannya, Mush’ab, dari Naufal bin ‘Umarah radhiyallahu ‘anhu dengan lafal yang sebagian besarnya sama, -sebagaimana dinukilkan oleh Ibnu Abdil-Barr dalam kitab Al-Isti’âb (2/111).



