Sudah menjadi kebiasaan beliau bahwa apabila kembali dari satu perjalanan, beliau akan singgah terlebih dahulu di masjid dan mengerjakan salat dua rakaat di dalamny.
Kemudian beliau duduk bersama orang-orang.
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang duduk di masjid, datanglah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam orang-orang yang tidak ikut berangkat ke Tabuk.
Lalu mereka menyampaikan alasannya dan bersumpah kepada beliau. Jumlah mereka sekitar delapan puluh sekian orang.
Secara lahiriyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menerima alasan mereka, menerima baiat mereka, dan memohon ampunan untuk mereka.
Sedangkan mengenai urusan batin mereka, beliau serahkan kepada Allah ‘azza wajalla.
Kemudian aku menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika aku mengucapkan salam kepadanya, beliau tersenyum seperti senyuman orang yang
sedang marah. Beliau berkata, “Kemarilah.”
Aku datang berjalan hingga kemudian duduk di hadapan beliau.
Lalu beliau bertanya kepadaku, “Apa yang membuatmu tidak ikut berangkat ke Tabuk? Bukankah kamu sudah membeli hewan kendaraan?”
Aku menjawab, “Benar. Demi Allah! Seandainya aku duduk di hadapan orang lain selain engkau, pasti aku akan bisa melepaskan diriku dari kemarahannya dengan menyampaikan alasan dusta, karena aku telah diberi kepandaian berdebat.



