Mereka menaiki tangga dan berdiri di depan pintu, Lalu mereka meminta izin untuk masuk, Istri Ibnu Abil-Huqaiq keluar menemui mereka dan bertanya, “Siapa kalian?”
Mereka berkata, “Kami adalah beberapa orang Arab yang sedang mencari bahan makanan.” (Sambil menunjuk suaminya, Ibnu Abil Huqaiq), wanita itu berkata, “Itu orang yang kalian cari (yang memiliki bahan makanan) Masuklah ke dalam untuk menemuinya,”
Mereka bercerita: Setelah memasuki kamar yang ditempati Ibnu Abil-Huqaiq kami mengunci pintunya dari dalam, karena khawatir akan terjadi perlawanan antara kami dan dia.
Maka istrinya berteriak memberitahunya tentang kedatangan kami, kami pun cepat-cepat mengacungkan pedang kami ke arahnya, sementara la sedang berbaring di tempat tidurnya.
Dema Allah! Dalam kegelapan malam tersebut, tidak ada yang menunjukkan sosoknya selain warna putih tubuhnya tampak bagaikan sehelai kain tipis putih buatan Mesir yang dilemparkan di atas tempat tidur.
Ketika istri Ibnu Abil Huqaiq meneriaki kami, salah seorang dari kami mengangkat pedang ke arahnya.
Namun ia teringat larangan Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam.
Maka ia menarik kembali tangannya. Kalau saja tidak ada larangan beliau, tentu kami telah menghabisi wanita itu pada malam itu juga.
Setelah kami menyerangnya dengan pedang pedang kami, Abdullah bin Unais men*s*kkan pedangnya ke p*rut Ibnu Abil Huqaiq dengan kuat hingga men*mbus tubuhnya.
Sementara Ibnu Abil Huqaiq merintih, “Cukup! Cukup!” Kemudian kami keluar meninggalkan kamar tersebut.
Abdullah bin ‘Atk memiliki penglihatan yang kurang tajam, sehingga ketika keluar, la terjatuh dari tangga sehingga tangannya memar sedemikian parah.



