Kemudian setelah jenazah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dikebumikan, Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Bilal, “Kumandangkanlah azan.”
Bilal berkata, “Jika dahulu engkau memerdekakanku agar aku selalu menyertaimu, aku akan melakukannya.
Namun jika engkau memerdekakanku karena Allah, maka biarkanlah aku bersama Dzat Yang karena-Nya engkau merdekakan aku.”
Abu Bakar berkata, “Aku memerdekakanmu semata-mata karena Allah.”
Kata Bilal, “Jika demikian, aku tidak akan mengumandangkan azan untuk siapa pun setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat.”
Abu Bakar berkata, “Silakan! Itu terserah kepadamu.”
Lalu Bilal tetap tinggal di Madinah, hingga ketika berangkat rombongan yang akan dikirim ke Syam, Bilal turut berangkat bersama mereka sampai tiba di Syam.
Diriwayatkan pula dari Sa’id bin Musayyab bahwa ketika Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu duduk di atas mimbar pada hari Jumat, Bilal radhiyallahu ‘anhu berkata, “Wahai Abu Bakar!”
“Ya?!” Sahut Abu Bakar.
Bilal berkata, “Dahulu engkau memerdekakan aku karena Allah ataukah untuk dirimu sendiri?”
“Karena Allah semata-mata,” jawab Abu Bakar.
Bilal berkata, “Kalau begitu, izinkanlah aku untuk mengikuti perang di jalan Allah.”
Maka Abu Bakar mengizinkannya.
Lalu Bilal pergi ke Syam hingga akhirnya wafat di sana.
Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Abu Nu’aim dalam kitab Hilyatul-Auliya (1/150) dari Sa’id (bin Musayab) dengan lafal yang sebagian besarnya sama.



