Jangan sampai ada yang terpedaya untuk mengatakan bahwa pembaiatan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu hanyalah terjadi dengan serta merta.
Ingat, memang demikianlah yang terjadi, hanya saja Allah telah menjaga kekhalifahannya dari keburukan.
Kini, di antara kalian tidak ada orang yang kepemimpinannya dapat diterima oleh semua pihak semisal Abu Bakar.
Sejauh yang kita ketahui, pada saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, Ali, Zubair, dan orang-orang yang menyertai mereka tidak hadir.
Mereka berkumpul di rumah Fatimah putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Semua orang Ansar pun tidak hadir. Mereka berkumpul di pendopo bani Sa’idah.
Sementara orang-orang Muhajirin berkumpul bersama Abu Bakar. Aku berkata kepada Abu Bakar, “Wahai, Abu Bakar! Mari kita semua menjumpai saudara-saudara kita kaum Ansar. Kami berjalan memimpin kaum Muhajirin.
Di tengah jalan, kami berpapasan dengan dua orang salih (Uwaim bin Saidah Al Anshari dan Ma’n bin ‘Adi Al Anshari).
Mereka menceritakan apa yang dilakukan oleh kaum Ansar. Kedua orang itu bertanya, “Mau ke mana kalian, wahal orang-orang Muhajirin.”
Aku menjawab, “Kami hendak menjumpai saudara-saudara kita, kaum Ansar.”
