Dua orang itu menyahut, “Tidak mengapa. Kalian tidak perlu ke sana. Selesaikanlah dulu urusan kalian, wahai kaum Muhajirin!”
Aku berkata, “Demi Allah! Kami akan tetap menemui mereka.”
Kami berjalan lagi hingga sampai di pendopo bani Sa’idah, tempat mereka berkumpul. Diantara mereka ada seseorang yang berselimut.
Aku bertanya, ‘Siapa ini?’
Mereka menjawab, “Sa’ad bin ‘Ubadah.”
Aku bertanya lagi, “Ada apa dengan dia?”
Mereka menjawab, “Sakit demam.”
Setelah kami semua duduk, salah seorang diantara mereka menyampaikan khutbah. Ia membaca pujian-pujian yang pantas bagi Allah, lalu mengatakan, “Kami adalah penolong-penolong agama Allah dan barisan tentara Islam, sedangkan kalian-wahai kaum Muhajirin!- adalah dari golongan Nabi kita.
Beberapa orang di antara kalian telah datang hendak menyingkirkan kami dan menjauhkan kami dari kekhalifahan.
Setelah dia diam, aku sebenarnya ingin berbicara dan sudah aku siapkan dalam benakku suatu perkataan yang sangat aku
kagumi.
Aku ingin menyampaikannya di hadapan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Biasanya aku bisa sedikit menepis kemarahannya.
Dia orangnya lebih santun dan tenang daripada aku. Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tenang!”





