BEBERAPA orang dari Bani Salimah pun bergegas mengikutiku seraya berkata, “Demi Allah! Setahu kami, kamu tidak pemah melakukan kesalahan besar sebelum ini.
Sungguh, kamu pasti mampu untuk mengajukan alasan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seperti alasan yang dikemukakan orang-orang lain yang
juga tidak ikut berangkat ke Tabuk.
Sedangkan permohonan ampun oleh Rasulullah.shallallahu ‘alaihi wasallam untukmu cukup sebagai penebus dosamu.”
Demi Allah! Mereka terus-menerus mengecamku hingga ingin rasanya aku kembali menemui Rasulullah lagi dan mengatakan bahwa tadi aku telah berbohong.
Kemudian aku bertanya kepada mereka, “Adakah orang lain yang keadaannya sama denganku?”
Mereka mejawab, “Ya, ada dua orang. Keduanya mengatakan seperti yang kamu katakan, dan mendapatkan jawaban dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seperti yang dikatakan kepadamu.”
“Siapa kedua orang itu?” Tanyaku lebih lanjut.
Mereka berkata, “Murarah bin Rabi’ Al-‘Amri dan Hilal bin Umayyah Al-Waqifi.”
Mereka menyebutkan nama dua orang lelaki shalih yang telah mengikuti perang Badar, yang patut dijadikan teladan.
Setelah mereka menyebutkan nama kedua orang shalih itu, aku pun pergi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang kaum muslimin untuk berbicara dengan kami bertiga saja, tidak termasuk orang-orang lain yang tidak ikut berangkat ke Tabuk.



