BAIHAQI (9/16) meriwayatkan beserta sanadnya dari Ya’la bin Munyah RA., ia berkata: Aku pernah menghadap Rasulullah SAW. pada hari kedua ketika terjadinya Fathu Makkah, lalu berkata, “Wahai Rasulullah! Terimalah baiat ayahku untuk berhijrah.”
Beliau bersabda, “Namun aku akan membaiatnya untuk berjihad, sedangkan hijrah telah terputus pada hari Fathu Makkah.”
Telah disebutkan pula sebelumnya hadits Mujasyi’ RA.: Lalu aku berkata, “Terimalah baiat kami untuk berhijrah.”
Maka beliau bersabda, “Hijrah (ke Madinah) telah selesai dilakukan oleh mereka yang sudah berhijrah.”
Juga hadits Jarir RA., “Dan meninggalkan syirik.”
Menurut riwayat Baihaqi (9/13) dalam hadits Jarir RA. disebutkan, “Beriktikad baik terhadap orang mukmin dan meninggalkan orang musyrik.”
Peristiwa Perang Khandaq
Ahmad, Bukhari dalam kitab At-Târîkh, Ibnu Abi Khaitsamah, Abu ‘Awanah, Baghawi, Abu Nu’aim, dan Thabarani meriwayatkan beserta sanadnya dari Harits bin Ziyad As-Sa’idi RA., ia berkata: Aku datang kepada Nabi SAW. pada peristiwa perang Khandaq, ketika beliau sedang membaiat orang-orang untuk berhijrah.
Kami mengira bahwa semua orang diseru untuk berbaiat. Maka aku berkata, “Wahai Rasulullah, terimalah baiat orang ini untuk berhijrah.”
Beliau bertanya, “Siapa orang ini?”
Aku berkata, “Ini adalah saudara sepupuku, Hauth bin Yazid -atau Yazid bin Hauth.”
Maka Rasulullah SAW. bersabda, “Aku tidak akan membaiat kalian (orang-orang Anshar untuk berhijrah).
Sesungguhnya orang-orang (bukan Anshar) berhijrah kepada kalian, sedangkan kalian tidak berhijrah kepada mereka.
Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nyal Siapa pun yang mencintai orang-orang Anshar hingga berjumpa dengan Allah, pastilah ia bertemu dengan Allah sedangkan Allah mencintainya.