Lalu orang tua itu berkata, “Hai laki-laki! Kaummu lebih mengetahui tentang ahwalmu.
Demi Allah! Jika ada seseorang yang pulang kepada keluarganya dengan membawa kamu, maka ia telah membawa seburuk oleh-oleh yang dibawa pulang oleh sekian banyak orang yang hadir pada musim haji ini.
Maka janganlah kamu mengganggu kami lagi.”
Sementara itu, Abu Lahab berdiri mendengarkan ucapan orang tua dari kabilah Bani Muharib tersebut.
Kemudian Abu Lahab menghampiri orang dari bani Muharib itu, lalu berkata, “Seandainya semua orang yang hadir pada musim haji ini seperti kamu, pasti orang ini adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang akan menyuruh meninggalkan agama yang ia anut.
Ia adalah seorang pendusta yang telah berpindah agama.”
Orang tua dari Bani Muharib itu berkata, “Demi Allah! Kamu mengetahui tentang ahwalnya. Ia adalah keponakanmu dan juga darah
dagingmu sendiri.”
Kemudian orang Bani Muharib itu berkata, “Wahai Abu ‘Utbah! Mungkin ia gila? Bersama kami ada seseorang dari kabilah kami yang mengetahui cara mengobatinya.”
Abu Lahab tidak menjawab sepatah kata pun. Namun setiap kali ia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri bersama orang-orang dari suatu kabilah Arab (untuk mendakwahinya), Abu Lahab berteriak, “la adalah seorang pendusta yang telah berpindah agama.”
[Dan dalam sanadnya terdapat Waqidi]
Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).
Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).
Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.