Maka Ali melakukannya dan masuk Islam. la tetap datang kepada beliau secara sembunyi-sembunyi karena takut kepada ayahnya Abu Thalib.
Ali menyembunyikan keislamannya dan tidak menampakkannya dengan terang-terangan.
(Demikian dalam kitab Al-Bidayah Wan-Nihayah (3/24).
Menurut riwayat Ahmad dan yang lainnya dari Habbah Al/Urani disebutkan bahwa ia berkata: Aku melihat Ali tertawa di atas mimbar.
Aku tidak melihatnya tertawa melebihi tawanya itu hingga terlihat gigi gerahamnya. Kemudian ia berkata: Aku teringat akan perkataan Abu Thalib (Ayahku).
Suatu kali, Abu Thalib datang kepada kami ketika aku bersama Rasulullah SAW. sedang mengerjakan shalat di Lembah Bathnu Nakhlah, lalu ia berkata, “Apa yang sedang kalian lakukan hai keponakanku?”
Maka Rasulullah SAW. mengajaknya untuk masuk Islam.
Lalu Abu Thalib berkata, “Aku tidak merasa keberatan dengan apa yang sedang kalian lakukan (yakni shalat). Akan tetapi aku tidak sudi selamanya jika pantatku berada di atasku.”
Ali pun tertawa karena merasa heran terhadap perkataan ayahnya. Kemudian ia berkata, “Ya Allah, aku tidak mengetahui seorang pun di antara umat ini yang beribadah kepada-Mu sebelumku, selain Nabi-Mu -ia berkata demikian sebanyak tiga kali. Sungguh, aku telah mengerjakan shalat selama tujuh (tahun) sebelum orang-orang mengerjakan shalat.”
(Haitsami (9/102) berkata: Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Ya’la secara ringkas, Bazzar dan Thabrani dalam kitab Al-Mu’jamul-Ausath. Sanadnya hasan).