1 - DakwahUpdate

Dakwah Nabi SAW kepada Dhimad Sang Ahli Ruqyah Jin Hingga Masuk Islam, Ini Kisahnya

186
×

Dakwah Nabi SAW kepada Dhimad Sang Ahli Ruqyah Jin Hingga Masuk Islam, Ini Kisahnya

Sebarkan artikel ini

MUSLIM dan Baihaqi meriwayatkan beserta sanadnya dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhumd, la berkata: Suatu ketika, Dhimad yang berasal dari Azdisyanu’ah (Yaman) datang ke Makah.

Baca : Bab 6 – Ali bin Abi Thalib Kobarkan Semangat Pasukannya untuk Memerangi Kaum Khawarij

la biasa membacakan mantra untuk orang yang terkena gangguan jin, la mendengar berita dari orang-orang bodoh dari kalangan penduduk Makah yang mengatakan bahwa Muhammad gila.

Lalu Dhimad berkata, “Di mana orang itu? Barangkali Allah akan memberikan kesembuhan kepadanya melalui tanganku.”

Dhimad bercerita: Aku pun menemui Muhammad, lalu berkata, “Aku biasa membacakan mantra untuk orang yang terkena gangguan jin.

Baca : Bab 1 – Dakwah Nabi SAW kepada Hushain, dan Perubahan Sikap Imran Kepada Ayahnya Setelah Masuk Islam

Dan biasanya Allah memberikan kesembuhan kepada orang yang Dia kehendaki melalui tanganku.

Maka mari aku bacakan mantra untukmu.”

Lalu Muhammad mengucapkan sebanyak tiga kali : “Sesungguhnya segala puji bagi Allah. Kami memuji-Nya dan memohon pertolongan kepada-Nya.

Barangsiapa Allah beri petunjuk, tidak ada orang yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa Dia sesatkan, tidak ada orang yang dapat memberinya petunjuk.

Aku bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan selain Allah semata-mata, tidak ada sekutu bagi-Nya.”

Maka Dhimad berkata, “Demi Allah! Sungguh aku telah mendengar perkataan para dukun, perkataan tukang-tukang sihir, dan perkataan para penyair, namun aku tidak pernah mendengar kata-kata seperti itu.

Maka, mari ulurkan tanganmu.
Aku akan berbaiat kepadamu untuk menetapi Islam.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun membaiatnya, lalu beliau berkata kepadanya, “Juga untuk kaummu?”

Dhimad berkata, “Juga untuk kaumku.”

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengirim pasukan.

Mereka pun berpapasan dengan rombongan kaum Dhimad.

Lalu komandan pasukan berkata kepada pasukannya, “Apakah kalian menemukan suatu barang milik rombongan itu?”

Seseorang di antara mereka berkata, “Aku menemukan sebuah lota milik mereka.”

Maka sang komandan berkata, “Kembalikanlah lota itu kepada mereka, karena mereka adalah rombongan kaum Dhimad.”

Dalam riwayat lain disebutkan: Maka Dhimad berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Ucapkan lagi kata-katamu itu untukku, karena kata-kata itu
telah mencapai relung hatiku sedalam dasar samudera.”

[Demikian dalam kitab Al-Bidayah Wan-Nihayah (3/36)).

Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Nasa’i, Baghawi, dan Musaddad dalam kitab Musnad-nya, sebagaimana dalam kitab Al-Ishâbah (2/210).

Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Abu Nu’aim dalam kitab Dalâ ilun-Nubuwwah (hal. 77) dari jalur sanad Waqidi, ia berkata: Aku diberitahu oleh Muhammad bin Salith, dari ayahnya, dari Abdurrahman Al-‘Adawi, ia berkata:
Dhimad berkata: Suatu ketika aku datang ke Makah untuk mengerjakan Umrah.

Kemudian aku duduk di suatu majelis yang dihadiri oleh Abu Jahal, ‘Utbah bin Rabi’ah, dan Umayyah bin Khalaf.

Lalu Abu Jahal berkata, “Orang itulah
(Muhammad) yang telah mencerai-beraikan kesatuan kita, menganggap bodoh akal kita, menganggap sesat orang-orang kita yang sudah meninggal, dan mencela tuhan-tuhan kita.”

Lalu Umayyah berkata, “Tidak diragukan lagi, orang itu pasti gila.”

Dhimad berkata: Ucapan Umayyah itu meninggalkan kesan dalam diriku sehingga aku berkata dalam hati, “Aku ini orang yang biasa mengobati orang yang terkena gangguan jin.”

Maka aku pergi meninggalkan majelis itu dan mencari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Namun aku tidak berhasil menemuinya pada hari itu.

Lalu pada keesokan harinya, aku datang lagi dan menemukannya duduk di belakang Maqam Ibrahim sedang mengerjakan shalat.

Aku pun duduk sampai beliau selesal dari shalatnya.

Kemudian aku duduk menghadap kepadanya, lalu berkata, “Hai Cucu Abdul-Mutthalib!”

Maka beliau menghadap ke arahku, dan berkata, “Apa yang kamu inginkan?”

Aku berkata, “Aku biasa mengobati orang yang terkena gangguan jin.

Jika kamu mau, aku akan mengobatimu, dan janganlah kamu menganggap berat penyakitmu itu.

Aku telah mengobati orang yang terkena gangguan lebih berat daripada yang menimpamu, dan orang itu sembuh.

Aku mendengar kaummu menyebutkan beberapa perilaku buruk pada dirimu: Yakni menganggap bodoh akal mereka, memecah belah kesatuan mereka, menganggap sesat orang yang sudah meninggal di antara mereka, dan mencela tuhan-tuhan mereka.

Aku menyimpulkan bahwa hal-hal tersebut tidak akan dilakukan kecuali oleh orang gila.”

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan: “Segala puji bagi Allah, aku memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, beriman kepada-Nya, dan bertawakal kepada-Nya.

Barangsiapa Allah beri petunjuk,
tidak ada orang yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa Dia sesatkan maka tidak ada yang dapat memberi hidayah untuknya.

Aku bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan selain Allah semata-mata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”

Dhimad berkata: Aku sama sekali belum pernah mendengar suatu ucapan yang lebih indah daripada ucapan itu.

Maka aku memintanya agar mengulangi ucapan tersebut. Lalu ia mengulangi ucapannya kepadaku.

Aku bertanya, “Kepada apa kamu berdakwah?”

la berkata, “Aku berdakwah kepadamu supaya kamu beriman kepada Allah semata-mata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Juga supaya kamu menanggalkan berhala dari lehermu, dan supaya kamu bersaksi bahwasanya aku adalah utusan Allah.”

Aku berkata, “Lalu apa yang menjadi imbalan untukku jika aku melakukannya?”

la berkata, “Kamu akan mendapatkan Surga.”

Aku berkata, “Sesungguhnya aku bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan selain Allah semata-mata, tidak ada sekutu bagi-Nya.

Aku menanggalkan berhala dari leherku dan berlepas diri darinya.

Aku bersaksi bahwasanya engkau adalah hamba dan utusan Allah.”

Lalu aku tinggal bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga aku bisa menghapal banyak surat Al-Qur’an.

Kemudian aku kembali kepada kaumku.

Abdullah bin Abdurrahman Al-‘Adawi berkata: Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengirim Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu bersama satu
kompi pasukan.

Mereka berhasil mendapatkan dua puluh ekor unta di suatu tempat, dan mereka pun menggiringnya.

Lalu sampailah informasi kepada Ali bin Abu Thalib bahwa pemilik unta tersebut termasuk kaum Dhimad.

Maka Ali radhiyallahu’anhu berkata, “Kembalikan unta-unta itu kepada mereka.”

Lalu, unta-unta itu pun dikembalikan.

Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).

Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).

Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.