1 - DakwahUpdate

Dakwah Nabi SAW kepada Mu’awiyah bin Haidah dan Adi bin Hatim serta Sebutan tentang Kota Hirah

200
×

Dakwah Nabi SAW kepada Mu’awiyah bin Haidah dan Adi bin Hatim serta Sebutan tentang Kota Hirah

Sebarkan artikel ini

IBNU ‘Abdil-Barr meriwayatkan beserta sanadnya dalam kitab Al-Isti’ab dan ia mensahihkannya dari Mu’awiyah bin Haidah Al-Qusyairi, ia berkata: Aku pernah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu berkata, “Wahai Rasulullah! Sebelum aku datang kepadamu sekarang ini, aku telah bersumpah sebanyak lebih dari jumlah jari-jemari -ia pun menangkupkan antara kedua telapak tangannya satu sama lain- bahwa aku tidak akan datang kepadamu dan tidak akan mengikuti agamamu.

Baca : Bab 1 – Dakwah Nabi SAW kepada Hushain, dan Perubahan Sikap Imran Kepada Ayahnya Setelah Masuk Islam

Dan kini aku datang kepadamu sebagai orang yang tidak mengetahui apa pun kecuali yang Allah ajarkan kepadaku.

Aku bertanya kepadamu dengan nama Allah Yang Maha Agung: Dengan risalah apa Tuhan kita mengutusmu kepada kami?”

“Dengan agama Islam.” jawab beliau.

Mu’awiyah bertanya lagi, “Apakah agama Islam itu?”

Beliau bersabda, “Hendaklah kamu mengucapkan: Aku berserah diri kepada Allah dan berlepas diri (dari sesembahan-sesembahan lain selain Allah).

Kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat.

Baca Juga : Bab 1 – Dakwah Nabi SAW. Kepada Dzul-Jausyan Adh-Dhababi, Masuk Islam Tunggu Mekkah Ditaklukkan

Setiap muslim terjaga atas setiap muslim lainnya.

Keduanya adalah saudara yang harus saling menolong.

Allah tidak menerima amalan orang musyrik setelah masuk Islam, kecuali jika la memisahkan diri dari orang-orang musyrik lainnya.

Mengapa aku harus memegang pinggang kalian agar tidak jatuh ke neraka?

Ingatlah! Sesungguhnya Tuhanku akan memanggilku dan akan menanyaiku, ‘Apakah kamu sudah menyampaikan risalah kepada segenap hamba-Ku?’

Maka aku akan mengatakan, ‘Tuhanku! Aku telah menyampaikannya.’

Ingatlah! Hendaklah yang hadir di antara kalian menyampaikan kepada yang tidak hadir.

Kemudian ingatlah! Sesungguhnya kalian akan dipanggil dengan mulut yang terbungkam.

Kemudian yang pertama kali memberitahukan tentang salah seorang di antara kalian adalah paha dan telapak tangannya.”

Lanjut Mu’awiyah: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, inikah agama kita?”

Beliau bersabda, “Inilah agamamu dan di mana pun kamu berbuat baik, itu akan mencukupimu.” -Lalu perawi meneruskan hadisnya secara lengkap.

Ini adalah hadis sahih dengan sanad yang kuat dan banyak dikenal.

Hadis tersebut diriwayatkan oleh Mu’awiyah bin Haidah, bukan Hakim Abu Mu’awiyah.

Sebelumnya, Ibnu ‘Abdil-Barr telah meriwayatkan hadis Hakim ini beserta sanadnya bahwa ia berkata, “Wahai Rasulullah, dengan risalah apa Tuhan kita mengutusmu?”

Beliau bersabda, “Hendaklah kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat.

Setiap muslim terjaga dari setiap muslim lainnya.

Inilah agamamu dan di mana pun kamu berada, amal baik itu akan mencukupimu.”

Hal ini disebutkan pula oleh Ibnu Abi Khaitsamah, dan ia bersandar pada sanad ini di dalamnya.

Dan ini adalah sanad yang lemah.

[Demikian dalam kitab Al-Isti’âb (1/323).

[Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam kitab Al-Ishâbah (1/350): Namun terdapat kemungkinan bahwa hadist yang kedua tersebut adalah sebuah kejadian yang lain.

Bukan sesuatu yang aneh jika ada dua orang yang mengajukan satu pertanyaan yang sama dalam kesempatan yang berbeda, apalagi mukharrij-nya berbeda.

Hadist tersebut telah disebutkan oleh Ibnu Abi ‘Ashim dalam kitab Al-Wuhdân. la meriwayatkan hadist tersebut beserta sanadnya dari ‘Abdul-Wahhab bin Najdah.

Ia adalah ‘Abdul-Wahhab bin Najdah Al-Hauthi, guru Ibnu Abi Khaitsamah yang menyampaikan hadist tersebut.]


Dakwah Nabi SAW kepada ‘Adi bin Hatim

AHMAD meriwayatkan beserta sanadnya dari ‘Adi bin Hatim, ia berkata: Setelah sampai kepadaku kabar tentang munculnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, aku sangat membencinya.

Kemudian (ketika pasukan beliau datang ke negeriku), aku berangkat menuju ke wilayah Romawi. -Dalam riwayat yang lain disebutkan: Hingga aku datang kepada Kaisar Romawi. ‘

Adi berkata: Sesampaiku di sana, aku justru lebih membenci tempat itu melebihi kebencianku atas munculnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Aku pun berkata dalam hati, “Demi Allah! Lebih baik aku datang kepada orang itu (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam)!

Jika ia seorang pendusta, hal itu tidak akan merugikanku, dan jika ia orang yang berkata benar, tentu aku akan mengetahuinya.”

Aku pun datang menemuinya. Ketika aku datang, orang-orang berseru, “Adi bin Hatim! ‘Adi bin Hatim!”

Kemudian aku masuk ke tempat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu ia berkata kepadaku, “Hai ‘Adi bin Hatim! Masuklah kamu ke dalam Islam, niscaya kamu selamat.”-sebanyak tiga
kali.

‘Adi berkata: Aku pun berkata, “Aku sudah memeluk agama yang lain.”

Beliau bersabda, “Aku lebih mengetahui tentang agamamu daripada kamu sendiri.”

Aku berkata, “Kamu lebih mengetahui tentang agamaku daripada aku?”

“Benar,” sahut beliau, “Bukankah kamu dari aliran Rakusiyyah?” Dan kamu mengambil seperempat dari harta rampasan yang diperoleh oleh kaummu?”

“Benar,” sahutku.

Lanjut beliau, “Ini tidak halal bagimu dalam ajaran agamamu,”

‘Adi berkata: Begitu mendengar ucapan beliau, aku pun bersikap merendah kepada beliau.

Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui alasan yang menghalangimu untuk masuk Islam.

Kamu berpikir bahwa Islam hanya diikuti oleh orang-orang lemah dan orang-orang yang tidak memiliki kekuatan serta tersisihkan oleh bangsa Arab.

Tahukah kamu mengenai kota Hirah?”

Aku berkata, “Aku belum pernah melihatnya, tetapi pernah mendengar cerita mengenainya.”

Beliau bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya! Sungguh, Allah pasti akan menyempurnakan agama ini hingga seorang perempuan yang berada di dalam sekedup akan mengadakan perjalanan dari Hirah sampai dapat mengerjakan thawaf di Baitullah tanpa dikawal seorang pun.

Dan sungguh, harta simpanan Kisra (Khosrow) bin Hurmuz akan berhasil direbut.”

Aku berkata, “Kisra bin Hurmuz (Raja Persia)?”

Beliau bersabda, “Ya! Kisra bin Hurmuz! Dan sungguh, suatu ketika harta akan dibagi-bagikan secara cuma-cuma, namun tidak seorang pun yang mau menerimanya.”

‘Adi bin Hatim berkata, “Kini, seorang perempuan yang berada di dalam sekedup dapat mengadakan perjalanan dari Hirah, lalu mengerjakan thawaf di baitullah tanpa dikawal.

Dan sungguh, aku termasuk di antara orang-orang yang berhasil merebut harta simpanan Kisra (Khosrow).

Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nyal Sungguh, janji yang ketiga pasti akan terjadi, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyatakan demikian!” (Demikian dalam kitab Al-Bidayah Wan-Nihayah (5/66)).

Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Baghawi dalam kitab Mu’jam-nya dengan lafal yang semakna, -sebagaimana dalam kitab Al-Ishábah (2/468).

Ahmad meriwayatkan pula beserta sanadnya dari ‘Adi bin Hatim, ia berkata: Pasukan berkuda dari pihak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang ketika aku berada di ‘Aqrab.

Mereka menangkap bibiku dan orang-orang lainnya.

Ketika pasukan kaum muslimin membawa para tawanan tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu disuruh berbaris di hadapan beliau, bibiku berkata, “Wahai Rasulullah! Orang yang biasa mengurusi keperluanku telah jauh pergi, anak pun tiada, sedangkan aku adalah seorang wanita tua yang tidak bisa melayani apa-apa.

Maka sudilah engkau bermurah hati kepadaku (dengan membebaskanku), semoga Allah mengaruniakan kemurahan-Nya kepadamu.”

Lalu Beliau bertanya, “Siapa yang biasa mengurusi keperluanmu?”

la berkata, “Adi bin Hatim.”

Beliau bersabda, “Orang yang lari dari Allah dan Rasul-Nya?”

Bibiku berkata: Kemudian aku dibebaskan.

Lalu ketika Beliau datang kembali beserta seseorang di sampingnya -yang kami kira adalah Ali- orang itu berkata, “Mintalah hewan kendaraan kepada Beliau.” ‘

Adi berkata: Maka bibiku memintanya kepada Beliau.

Beliau pun menyuruh seseorang untuk memberinya.

‘Adi berkata: Kemudian bibiku datang kepadaku, dan ia berkata, “Sungguh, kamu telah melakukan suatu perbuatan buruk yang tidak pernah dilakukan oleh ayahmu.”

la pun berkata, “Datanglah kamu kepadanya dengan perasaan harap ataupun takut.

Si Fulan telah datang kepadanya, maka ia mendapatkan kebaikan darinya dan si Fulan telah datang kepadanya, maka ia mendapatkan kebaikan darinya.”

‘Adi berkata: Maka aku datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Aku lihat bersama Beliau ada seorang wanita dan dua orang anak kecil-atau seorang anak kecil-Lalu ‘Adi menceritakan tentang kedekatan mereka terhadap Beliau.

la mengetahui bahwa ia bukanlah Kisra (Khosrow) Persia ataupun Kaisar Romawi.

Lalu beliau bersabda kepadanya, “Hai ‘Adi bin Hatim, apa yang membuatmu lari?

Apakah kamu lari karena diucapkan: Lâ ilâha illallah?

Adakah tuhan selain Allah?

Apa yang membuatmu lari?

Apakah kamu lari karena diucapkan: Allâhu akbar Allah Maha besar?

Adakah sesuatu yang lebih besar daripada Allah ‘azza wajalla?”

‘Adi berkata: Aku pun masuk Islam, dan aku lihat wajah Beliau bergembira, Beliau bersabda, “Sesungguhnya mereka yang dimurkai adalah orang-orang Yahudi, dan mereka yang tersesat adalah orang-orang Nasrani.”

‘Adi berkata: Kemudian orang-orang meminta sesuatu kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam.

Maka Beliau membaca tahmid dan tsand’ untuk Allah, lalu bersabda, “Amma ba’du, wahai kalian semua! Kalian boleh mendermakan sisa perbekalan.

Hendaklah seseorang mendermakan satu sha’, kurang dari satu sha’, satu genggam, ataupun kurang dari satu genggam!”

Syu’bah (perawi) berkata: Sejauh yang aku ketahui, guruku (Simak bin Harb) meriwayatkan, “Satu butir kurma ataupun separuh butir kurma.

Dan sesungguhnya, kelak seseorang dari kalian akan berjumpa dengan Allah.

Kemudian Dia akan bertanya seperti yang aku katakan: Bukankah Aku telah menjadikanmu dapat mendengar dan melihat?

Bukankah Aku telah mengaruniakan kepadamu harta dan anak?

Lalu apa yang telah kalian dermakan?

la pun melihat ke arah depannya, belakangnya, sebelah kanan dan kirinya. Namun ia tidak mendapatkan sesuatu pun.

Akhirnya ia tidak dapat menjaga diri dari api Neraka kecuali dengan wajahnya.

Maka jagalah diri kalian dari Neraka meskipun hanya dengan separuh butir kurma.

Namun jika kalian tidak memilikinya, maka cukuplah dengan kata-kata lembut.

Sesungguhnya aku tidak mengkhawatirkan kemiskinan pada kalian.

Sungguh, Allah akan menolong kalian! Dan sungguh, Dia akan memberikan karunia kepada kalian -atau:

Sungguh, Allah akan memberikan
kemenangan kepada kalian, sehingga seorang perempuan yang berada di dalam sekedup dapat mengadakan perjalanan di antara Kota Hirah dan Yatsrib atau lebih
jauh lagi, tanpa merasa takut terhadap perampokan ketika ia sedang berada di atas sekedupnya.”

Diriwayatkan pula oleh Tirmidzi. [la berkata: Hadist Hasan Gharib. Kami tidak mengenalinya kecuali dari Hadist Simak.]

Baihaqi telah meriwayatkan pula beserta sanadnya sepenggal dari bagian akhir hadist tersebut.

Demikian ini diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Bukhari secara ringkas, -sebagaimana dalam kitab Al-Bidayah (5/65).

Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).

Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).

Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.