IMAM Ahmad meriwayatkan beserta sanadnya dari Anas RA., la berkata: Rasulullah SAW. mengirim Basbas untuk memata-matai apa yang dilakukan oleh kafilah Abu Sufyan.
Baca : Bab 5 – Hadits Umar RA. Mengenai Kaum Anshar
Kemudian Basbas datang kembali kepada Rasulullah. Ketika itu tidak ada orang (selain Basbas) di ruang tersebut kecuali aku dan Nabi SAW
[Rawi berkata: Aku tidak tahu siapakah di antara istri-istri Rasulullah SAW. yang dikecualikan oleh Anas].
Lalu Basbas menyampaikan laporannya kepada Rasulullah SAW.
Kemudian Rasulullah SAW. keluar dari kamar dan mengumumkan (kepada para sahabat RHum.), “Kita akan mengejar (kafilah dagang). Barangsiapa hewan tunggangannya berada di sini, hendaklah ikut berangkat bersama kami.”
Lalu beberapa orang sahabat meminta izin kepada beliau untuk mengambil hewan tunggangan mereka yang berada di kawasan atas kota Madinah.
Baca Juga : Bab 1 – Nabi saw. Dakwah Kalimat Tauhid Kepada Abu Thalib Menjelang Kematiannya
Namun Rasulullah SAW. mengatakan, “Tidak usah! Hanya mereka yang tunggangannya ada di sini yang boleh ikut.”
Kemudian Rasulullah SAW. dan para sahabat RHum. berangkat, hingga akhirnya tiba di lembah Badar lebih dahulu sebelum orang-orang musyrik.
Ketika pasukan musyrikin tiba, Rasulullah SAW. berkata kepada para sahabat, “Jangan ada seorang pun di antara kalian melakukan apa-apa sebelum aku bertindak.”
Lalu pasukan musyrikin datang mendekat. Maka Rasulullah SAW. berseru, “Majulah kalian menuju Surga yang luasnya seluas langit dan bumi!”
Maka, ‘Umair bin Humam Al-Anshari berkata, “Wahai Rasulullah! Surga yang luasnya seluas langit dan bumi?”
“Benar,” sahut beliau.
‘Umair berseru, “Bagus! Bagus!”
Rasulullah SAW. bertanya, “Mengapa kamu mengatakan: Bagus! Bagus!?”
Umair menjawab, “Wahai Rasulullah Demi Allah! Aku hanya berharap termasuk penghuninya.”
Beliau bersabda, “Kamu termasuk penghuninya.”
Lalu ‘Umair mengambil beberapa butir kurma dari sarung anak panahnya, dan memakannya. Kemudian ia berkata, “Jika aku masih hidup sampai memakan semua kurma ini, sungguh terlalu lama.”
Maka ia melemparkan kurma yang ia bawa dan bertempur melawan orang-orang musyrik sampai akhirnya gugur sebagai syahid. Semoga Allah merahmatinya.
Diriwayatkan pula oleh Muslim.
[Demikian dalam kitab Al-Bidâyah Wan-Nihâyah (3/277)].
Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Baihaqi (9/99) secara panjang lebar, dan Al-Hakim (3/426) secara ringkas.
Menurut riwayat Ibnu Ishaq disebutkan: Kemudian Rasulullah SAW. keluar menemui para sahabat RHum. untuk mengobarkan semangat kepada mereka. Beliau mengatakan, “Demi Dzat Yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya Siapa pun yang berjuang (melawan pasukan musyrikin) pada hari ini, lalu gugur dalam keadaan bersabar dan berharap pahala dari Allah, dan dalam keadaan maju melawan musuh dan tidak melarikan diri, pasti Allah akan memasukkannya ke dalam Surga.”
Maka berkatalah ‘Umair bin Humam RA. dari Kabilah Bani Salimah yang ketika itu sedang memegang beberapa butir kurma dan memakannya, “Bagus! Bagus! Pemisah antara aku dan waktu memasuki Surga hanyalah terbunuh oleh pasukan musyrik.”
Kemudian ia melemparkan kurma yang ada di tangannya, lalu mengambil pedangnya dan berperang melawan pasukan musyrik hingga akhirnya la gugur.
Ibnu Jarir menceritakan bahwa ketika bertempur, ‘Umair RA. membacakan syair:
Aku berlari kepada Allah tanpa bekal
Selain takwa dan amal untuk akhirat
Juga sabar demi Allah dalam berjihad
Semua bekal pasti akan habis juga
Selain takwa, kebajikan dan amal baik.
[Demikian dalam kitab Al-Bidâyah (3/277)].
Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).
Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).
Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.