LALU Khalifah Abu Bakar RA. berkata, “Bagaimana pendapatmu hai Abul-Hasan?”
Ali RA. berkata, “Menurutku, apabila engkau memimpin pasukan melawan Romawi, atau engkau menunjuk seseorang untuk memimpin pasukan melawan mereka, engkau akan mendapatkan pertolongan dari Allah, insya Allah.”
Baca : Bab 6 – Musyawarah Khalifah Abu Bakar dan Para Sahabat Tentang Strategi Menyerang Romawi di Syam
Abu Bakar berkata, “Semoga Allah memberi kabar baik untukmu Bagaimana kamu yakin akan hal ini?”
Ali menjawab, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Agama ini akan senantiasa dapat mengalahkan orang-orang yang menentangnya, sampai agama ini tegak dan para pemeluknya menang.”
Abu Bakar berseru, “Subhanallah Betapa bagusnya hadis ini! Engkau telah membuatku gembira dengannya. Semoga Allah juga membuatmu gembira.”
Baca juga : Bab 6 – Khalifah Umar bin Khattab Motivasi Para Sahabat Untuk Jihad Melawan Persia, Ini Ceritanya
Kemudian Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu berdiri di hadapan orang-orang.
la pun memuji Allah dengan pujian yang pantas untuk-Nya, lalu mengucapkan shalawat kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kemudian ia berkata, “Hadirin sekalian! Sesungguhnya Allah telah memberi nikmat Islam kepada kalian, memuliakan kalian dengan sebab jihad, dan mengangkat derajat kalian dengan sebab agama ini melebihi penganut agama lainnya.
Oleh karena itu wahai segenap hamba Allah! Persiapkan diri kalian berperang melawan bangsa Romawi di negeri Syam.
Aku akan mengangkat beberapa komandan untuk kalian dan mengibarkan beberapa panji untuk kalian.
Maka taatilah Tuhan kalian, dan janganlah kalian berselisih dengan komandan-komandan kalian. Dan jagalah agar niat kalian tetap baik, juga minuman dan makanan kalian yang baik.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Kesalahpahaman Antara Umar dan ‘Amr bin Sa’id, serta Sambutan Khalid bin Sa’id yang Mendukung Abu Bakar
Para sahabat radhiyallahu ‘anhum diam. Tidak seorang pun dari mereka yang memberikan tanggapan.
Lalu Umar berkata, “Wahai kaum muslimin sekalian! Mengapa kalian tidak menanggapi imbauan khalifah Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) ketika ia menyeru kalian kepada sesuatu yang menjadi sebab kehidupan (abadi) kepada kalian?
Sungguh! Kalau saja yang diserukan ini menjanjikan keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah kalian berebut mengikutinya.”
Maka ‘Amr bin Sa’id berdiri dan menanggapi, “Hai putra Khattab!Apakah kamu menyatakan ungkapan untuk kami dengan ungkapan untuk orang-orang munafik? Mengapa kamu tidak mengawalinya sendiri lebih dahulu?”
Umar radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Abu Bakar tahu betul bahwa aku pasti akan memenuhi panggilannya jika ia memanggilku. Aku siap berperang jika ia memintaku untuk berperang.”
‘Amr bin Sa’id radhiyallahu ‘anhu berkata, “Namun jika kami berperang, bukanlah kami berperang karenamu. Karena kami berperang hanya karena Allah.”
Lalu Umar berkata, “Semoga Allah memberi taufik untukmu! Kamu telah mengambil sikap yang baik.”
Kemudian Abu Bakar berkata kepada ‘Amr radhiyallahu ‘anhumâ, “Silakan kamu duduk. Semoga Allah merahmatimu. Umar berkata seperti yang telah kamu dengar tadi, tidak bermaksud untuk menyakiti atau melecehkan seorang muslim.
Dengan ucapannya itu, ia hanya bermaksud untuk membangkitkan semangat mereka yang merasa berat dan ingin tinggal di rumah, agar mau berangkat berjihad.”
Khalid bin Sa’id berdiri dan berkata, “Khalifah Rasulullah benar. Duduklah
kamu, hai saudaraku.”
Maka ‘Amr bin Sa’id pun duduk, dan Khalid melanjutkan, “Segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan selain Dia, yang mengirim Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar Dia memenangkannya di atas semua agama lainnya, meskipun orang-orang musyrik benci.
Segala puji bagi Allah, yang memenuhi janji-Nya, yang mewujudkan janji-Nya, dan yang membinasakan musuh-Nya.
Kami tidak akan menentangmu, tidak pula berselisih satu sama lain. Engkau adalah pemimpin yang mempunyai iktikad baik dan menyayangi umat.
Kami akan berangkat jika engkau inginkan kami untuk berangkat. Kami akan mematuhimu jika engkau perintahkan kami.”
Abu Bakar sangat senang dengan sambutan Khalid ini. Ia pun berkata, “Semoga Allah memberikan balasan yang terbaik untukmu wahai saudara dan sahabatku!
Kamu telah masuk Islam dengan senang hati, dan berhijrah dengan mengharap pahala. Kamu telah melarikan diri dari orang-orang kafir dengan membawa agamamu untuk mencari keridaan Allah dan Rasul-Nya dan untuk meninggikan kalimat-Nya.
Kamu adalah seorang komandan bagi kaum muslimin. Maka berangkatkah kamu (sebagai komandan).
Semoga Allah merahmatimu.” Kemudian Abu Bakar turun dari mimbar.
Khalid bin Sa’id pulang untuk membuat persiapan.
Sementara itu, Abu Bakar menyuruh Bilal radhiyallahu ‘anhuma untuk menyiarkan pengumuman.
Ia pun mengumumkan di hadapan orang-orang, “Wahai semua orang! Berangkatlah kalian untuk berjihad melawan orang-orang Romawi di negeri Syam.”
Orang-orang pun mengetahui bahwa komandan mereka adalah Khalid bin Sa’id.
Mereka tidak ragu-ragu bahwa Khalid bin Sa’id adalah komandan mereka.
Khalid bin Sa’id telah datang di kamp lebih dahulu sebelum yang lain datang.
Kemudian orang-orang mulai berdatangan di sana, mulai sepuluh orang, dua puluh orang, tiga puluh orang, empat puluh orang, lima puluh orang, dan seratus (100) orang setiap hari. Akhirnya terkumpul sejumlah besar pasukan.
Kemudian pada suatu hari, Abu Bakar datang ke kamp pasukan dengan didampingi beberapa orang sahabat.
Ia melihat sejumlah besar pasukan, namun ia merasa belum cukup untuk menghadapi pasukan Romawi.
la pun berkata kepada teman-temannya, “Bagaimana pendapat kalian jika aku memberangkatkan mereka ke negeri Syam dengan jumlah seperti ini?”
Umar radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Aku pikir jumlah ini belum cukup untuk menghadapi pasukan Romawi.”
Lalu Abu Bakar bertanya kepada lain, “Bagaimana menurut kalian?”
Mereka menjawab, “Kami sependapat dengan Umar.”
Kemudian Abu Bakar berkata, “Apakah sebaiknya aku menulis surat kepada penduduk Yaman untuk menyeru mereka agar berjihad, dan membangkitkan semangat mereka dengan pahala jihad?”
Semua sahabat yang lain setuju dengan pendapatnya, lalu berkata, “Alangkah bagusnya gagasanmu! Silakan engkau lakukan.”
Abu Bakar pun menulis surat.
Surat Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu kepada Penduduk Yaman agar Berjihad di Jalan Allah
“Bismillahir-rahmanir-rahim (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang).
Dari Khalifah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada orang mukmin dan muslim mana saja yang dibacakan kepadanya suratku ini, dari kalangan penduduk Yaman.
Salamun ‘alaikum!
Bersama kalian, aku memuji Allah Yang tiada tuhan selain Dia.
Amma ba’du:
Sesungguhnya Allah ta’ala telah mewajibkan jihad kepada orang-orang mukmin dan memerintahkan mereka supaya berangkat, baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan supaya mereka berjihad dengan harta dan diri mereka di jalan Allah.
Jihad adalah kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah. Pahalanya pun sangatlah besar di sisi Allah.
Kami telah menyeru kaum muslimin agar berangkat berjihad melawan orang-orang Romawi di negeri Syam.
Mereka telah bersegera menyambut seruan itu. Dengan demikian, mereka telah memiliki niat yang baik dan besar pula harapan mereka untuk mendapatkan pahala.
Maka bersegeralah kalian wahai hamba-hamba Allah, kepada sesuatu yang telah mereka sambut dengan segera.
Dan hendaklah kalian menjaga niat baik di dalamnya, karena kalian berhadapan dengan salah satu dari dua kebaikan: Gugur sebagai syahid atau mendapat kemenangan serta harta ghanimah.
Sesungguhnya Allah tabâraka wata’âlâ tidak rida kepada hamba-hamba-Nya yang hanya berucap namun tidak beramal.
Jihad akan terus berlaku terhadap orang-orang yang memusuhi-Nya sampai mereka mengikuti agama yang hak dan mengakui hukum yang berdasarkan kitabullah.
Semoga Allah memelihara agama kalian, membimbing hati kalian, membersihkan amal perbuatan kalian, dan memberi karunia kepada kalian berupa pahala para mujahidin yang tegar.”
Abu Bakar mengirimkan surat ini bersama Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
[Demikian dalam kitab Mukhtashar Ibni ‘Asakir (2/126) dan Kanzul-‘Ummál (3/143)].
Khutbah Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu Menjelang Keberangkatan Pasukan Menuju Syam
Ibnu ‘Asakir meriwayatkan beserta sanadnya dari Abdurrahman bin Jubair bahwa ketika Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu hendak memberangkatkan pasukan, ia berdiri di hadapan mereka.
Ia pun memuji Allah dengan hamd dan tsanâ. Kemudian ia memerintahkan mereka agar mulai berjalan menuju Syam, juga memberi kabar gembira kepada mereka bahwa Allah akan menaklukkan kota tersebut, sehingga mereka akan membangun masjid-masjid di sana.
Ia pun berkata, “Jangan sampai terdengar kabar bahwa kalian datang ke sana hanya untuk main-main, karena negeri Syam adalah negeri yang makmur. Di sana terdapat banyak makanan untuk kalian.
Semoga aku terjauh dari kesombongan. Demi Tuhannya Ka’bah!
Kalian pasti akan merasa senang dan bersuka ria (setelah mendapatkan banyak harta ghanimah).
Aku berpesan kepada kalian dengan sepuluh perkara, maka hafalkanlah: Janganlah kalian membunuh orang tua yang sudah lanjut usia.” -Lalu perawi meneruskan hadisnya, sebagaimana dalam kitab Kanzul-‘Ummâl (3/143).
Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).
Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).
Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.