Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Ibnu Sa’d (3/66), dari jalur sanad Tsabit dan Ali, dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dengan lafal yang sebagian besarnya sama secara panjang lebar.
Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Baihaqi (9/21) dan Al-Hakim (3/353), dari jalur sanad Hammad, dari Tsabit dan Ali, dari Anas radhiyallahu ‘anhu dengan lafal yang semakna secara ringkas.
[Al-Hakim berkata bahwa ini adalah hadis shabib menurut syarat sanad Muslim, namun Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya beserta sanadnya dalam kitab Shabib mereka).
Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Abu Ya’la, sebagaimana dalam Majma’uz-Zawa’id (9/312) secara ringkas. [la berkata bahwa para perawinya adalah perawi kitab Shahib).
Jihad Abu Ayyub Al-Ansari dan Wasiat Pasca Kematiannya
AL-HAKIM (3/458) meriwayatkan beserta sanadnya dari Muhammad bin Sirin, ia berkata: Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu menyertai Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam dalam perang Badar.
Sejak hari itu, ia tidak pernah ketinggalan menyertai peperangan demi peperangan bersama kaum muslimin, kecuali pada satu tahun saja, karena yang diangkat sebagai panglima ketika itu adalah seorang pemuda, sehingga pada tahun tersebut Abu Ayyub tidak ikut berangkat.
Kemudian setelah itu, Abu Ayyub merasa bersedih dan menyesal. la berkata, “Tidak ada urusannya enganku siapa pun yang diangkat sebagai panglima perang.”
(Ketika menyertai pasukan), Abu Ayyub jatuh sakit, dan panglima pasukan waktu itu adalah Yazid bin Mua’wiyah.
Yazid pun datang menjenguknya dan
bertanya, “Apakah engkau menginginkan sesuatu?”