Beliau juga membaca syair lain: “Ya Allah! Pahala yang sejati adalah pahala di akhirat. Maka curahkanlah rahmat bagi orang Anshar dan Muhajirin.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menirukan syair yang digubah oleh seorang sahabi yang namanya (Abdullah bin Rawahah).
Ibn Syihab berkata: Menurut hadis yang sampai kepada kami, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak membacakan sebuah syair secara lengkap selain syair tersebut.
[Lafal hadis ini menurut riwayat Bukhari. la sendirian dalam periwayatannya, dan tidak diriwayatkan oleh muslim. Hadis tersebut memiliki beberapa hadis pendukung dari berbagai rangkaian sanad yang berbeda. -demikian dalam kitab Al-Bidayah (3/186)).
Ahmad meriwayatkan beserta sanadnya dari Anas bin Malik radhiyallohu anhu, ia berkata: Ketika itu aku berlari bersama anak-anak lainnya.
Orang-orang berkata, “Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam) telah datang!”
Aku pun berlari namun tidak bisa melihat apa-apa. Kemudian orang-orang berseru lagi, “Muhammad [shallallahu ‘alaihi wasallam) telah datang!”
Aku pun berlari lagi namun masih tidak bisa melihat apa-apa. Hingga akhirnya datanglah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan sahabatnya Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu.
Lalu keduanya bersembunyi di daerah tak berpenghuni di Madinah.
Kemudian mereka mengutus seorang laki-laki dari kalangan Arab Badui untuk mengumumkan kepada orang-orang Anshar tentang kedatangan mereka.
Maka sekitar lima ratus orang Anshar berdatangan untuk menyambut mereka.
Ketika sampai di tempat mereka, orang-orang ansar berkata, “Mari! Silakan engkau berdua datang dalam keadaan aman dan ditaati.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan sahabatnya datang ke tengah-tengah mereka.
Sedangkan penduduk Madinah keluar rumah untuk menyambut mereka. Bahkan para gadis berdiri di atas atap rumah-rumah mereka ingin melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seraya bertanya,



