1 - DakwahUpdate

Peristiwa Hudaibiyah, Keteguhan Nabi SAW. Dalam Perjuangan Agama

826
×

Peristiwa Hudaibiyah, Keteguhan Nabi SAW. Dalam Perjuangan Agama

Sebarkan artikel ini

IMAM Bukhari meriwayatkan beserta sanadnya dari Miswar bin Makhramah dan Marwan, mereka berkata: Pada masa menjelang terjadinya peristiwa Hudaibiyah, Rasulullah SAW. berangkat (untuk menunaikan umrah)… -Lalu perawi melanjutkan haditsnya secara panjang lebar, sebagaimana yang akan disebutkan pada bagian selanjutnya di dalam Bab mengenai akhlak yang mendatangkan hidayah bagi manusia.

Baca : Bab 6Perhatian Nabi SAW. Terhadap Pemberangkatan Pasukan Usamah, Menjelang Wafat Beliau

Di dalamnya disebutkan: Ketika mereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba datanglah Budail bin Warqa’ Al-Khuza’i beserta beberapa orang dari kaumnya dari Marga Khuza’ah, dan mereka adalah orang-orang kepercayaan Rasulullah SAW. dari penduduk Tihamah.

Lalu ia berkata, “Aku baru saja meninggalkan Marga Ka’ab bin Lu’ay dan ‘Amir bin Lu’ay (orang-orang Quraisy). Kini mereka singgah di sumber air Hudaibiyah dengan disertal para wanita maupun anak-anak. Mereka bermaksud memerangimu dan menghalangimu dari Baitullah.”

Maka Rasulullah SAW. bersabda, “Kami datang bukanlah untuk memerangi seorang pun. Akan tetapi kami datang untuk berumrah. Sesungguhnya, orang-orang Quraisy telah disusahkan dan dirugikan oleh urusan perang.

Baca Juga : Baca Bab 1Perang Khaibar, Perintah Dakwah Islam Nabi SAW. kepada Ali RA.

Jika mereka mau, aku akan membuat perjanjian damai (gencatan senjata) dengan mereka dalam jangka waktu tertentu, dan mereka boleh membiarkan aku untuk menghadapi bangsa Arab selain mereka.

Jika aku menang, mereka boleh masuk ke dalam agama yang telah dimasuki oleh orang-orang (agama Islam), kalau mereka mau. Kalau mereka tidak mau masuk Islam, mereka telah terlepas dari urusan perang.

Namun jika mereka tidak mau mengikat perjanjian damai, maka-demi Dzat Yang jiwaku ada di tangan-Nya- sungguh, aku akan memerangi mereka di atas agamaku ini, sampai leherku terputus. Dan sungguh, keputusan Allah pasti akan terlaksana.”

Menurut riwayat Thabrani dari Miswar dan Marwan, disebutkan secara marfü’ (sabda beliau), “Alangkah kasihan orang-orang Quraisy! Sungguh, mereka telah digerogoti oleh urusan perang. Apa ruginya mereka jika mereka membiarkan aku menghadapi orang-orang Arab selain mereka.

Jika orang-orang Arab itu dapat mengalahkanku, maka itulah yang mereka inginkan. Dan jika Allah memberikan kemenangan kepadaku terhadap orang-orang Arab tersebut, maka orang-orang Quraisy itu dapat masuk Islam secara keseluruhan.

Namun jika tidak bersedia menerima Islam, mereka dapat berperang (melawanku) dengan kekuatan yang penuh, Apakah yang ada dalam pikiran orang-orang Quraisy?

Demi Allah! Aku akan terus berjihad melawan mereka di atas agama yang telah Allah utus aku dengannya, hingga Allah memberikan kemenangan kepadaku atau leherku ini terputus.”

[Demikian dalam kitab Kanzul-Ummál (2/287)].

Hal ini juga diriwayatkan beserta sanadnya oleh Ibnu Ishaq dari jalur sanad Zuhri. Dalam haditsnya itu disebutkan (sabda beliau), “Apakah yang ada dalam pikiran orang-orang Quraisy? Demi Allah! Aku akan senantiasa berjihad di atas agama ini yang telah Allah utus aku dengannya, hingga Allah memenangkannya, atau leherku ini terputus.”

[Demikian dalam kitab Al-Bidayah Wan-Nihâyah (4/165)].

Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).

Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).

Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.