Orang-orang Muhajirin yang lain juga memiliki pandangan yang sama. Kemudian Abu Bakar menoleh ke arah orang-orang Anshar. Mereka juga mengikuti pendapat orang-orang Muhajirin.
Ketika menyadari kenyataan seperti itu, Abu Bakar RA. ke atas mimbar. Ia pun memuji Allah dengan hamd dan tsanâ, lalu berkata, “Amma ba’du: Dahulu Allah mengutus Muhammad SAW., ketika kebenaran yang ada amat sedikit dan terlunta-lunta, agama Islam dianggap asing dan terbuang, tali pancangnya begitu lemah, pengikutnya pun hanya sedikit.
Kemudian Allah menghimpun mereka dengan sebab Muhammad SAW., dan menjadikan mereka sebagai umat terbaik yang tetap bertahan.
Demi Allah! Aku akan terus menjalankan perintah Allah dan berjuang di jalan Allah hingga Allah memenuhi janji-Nya kepada kita.
Orang yang gugur sebagai syahid di antara kita akan menuju surga, sedangkan yang masih hidup akan menjadi khalifah Allah di muka bumi dan penerus sejati dari segenap hamba-hamba-Nya.
Allah ta’âlâ telah berfirman, dan firman-Nya tidak akan Dia ingkari: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.
Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS An-Nûr: 55)
Demi Allah! Seandainya mereka tidak mau membayarkan kepadaku seutas tali sekalipun (sebagai zakat) yang dahulu biasa mereka bayarkan kepada Rasulullah SAW., kemudian pepohonan, bebatuan, bangsa jin dan seluruh manusia berpihak kepada mereka, tentu aku akan berjihad melawan mereka, sampai ruhku berjumpa dengan Allah! Allah tidak pernah memisahkan antara shalat dan zakat, namun Allah menyatukan keduanya.”
Umar pun bertakbir, lalu berkata, “Demi Allah! Ketika Allah meneguhkan hati Abu Bakar untuk berjihad melawan orang-orang yang menolak membayar zakat, barulah aku menyadari bahwa ini merupakan suatu kebenaran.”
[Demikian dalam kitab Kanzul-Ummal (3/142)].
Sumber : Kehidupan Para Sahabat (Jilid 1).
Kitab Asli : Hayatush Shahabah (Jilid 1).
Karya : Maulana Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi Rah. a.