Ketika melihat Nabi SAW., ia mendapati sesuatu yang janggal di wajah beliau.
Lalu ia berkata, “Apa yang terjadi denganmu?”
Maka Nabi SAW. bersabda, “Biarkan saja aku ini.”
Abul-Bakhtari berkata, “Allah Maha Tahu bahwa aku tidak akan membiarkanmu begitu saja, sampai engkau memberitahukan kepadaku tentang sesuatu yang telah menimpamu. Engkau pasti telah tertimpa sesuatu.”
Setelah Nabi SAW. mengetahui bahwa Abul-Bakhtari tidak akan membiarkannya pergi, maka beliau memberitahunya.
Beliau berkata, “Abu Jahal telah menyuruh orang untuk membuang kotoran hewan ke tubuhku.”
Abul-Bakhtari berkata, “Mari kita datang ke masjid.”
Maka pergilah Nabi SAW. dan Abul-Bakhtari, lalu masuk masjid.
Kemudian Abul-Bakhtari menghampiri Abu Jahal, dan berkata, “Hai Abul-Hakam! Kamukah yang menyuruh agar Muhammad dilempar dengan kotoran hewan?”
“Benar,” sahut Abu Jahal.
Maka Abul-Bakhtari mengangkat cambuknya, lalu memukul kepala Abu Jahal dengannya. Orang-orang yang ada pun saling menyerang.
Namun Abu Jahal berteriak, “Payah kalian! Aku maafkan pukulannya! Sebenarnya Muhammad ingin menyulut permusuhan di antara kita, sedangkan ia dan kawan-kawannya selamat.”
[Haitsami (6/18) berkata bahwa dalam sanadnya terdapat Ajlah bin Abdullah Al-Kindi, ia tsiqât menurut Ibnu Ma’in dan yang lainnya, dan di-dha’if-kan oleh Nasa`i dan yang lainnya].
Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Abu Nu’aim dalam kitab Dalâ ilun-Nubuwwah (hal. 90) dengan lafal yang sebagian besarnya sama seperti pada riwayat Bazzar, dan Thabarani.
