1. Abu ‘Ubaidah bin Jarrah Radhiyallahu ‘Anhu membunuh Ayahnya dalam Perang Badar
ABU NU’AIM meriwayatkan beserta sanadnya dalam kitab Hilyatul-Auliya’ (1/101) dari ibnu Syaudzab, la berkata: Pada peristiwa perang Badar, ayah Abu ‘Ubaidah bin Jarrah menghadang anaknya, Abu ‘Ubaidah radhiyallahu ‘anhu, namun Abu ‘Ubaidah selalu menghindar darinya.
Lalu, ketika ayahnya semakin gencar menyerang, Abu ‘Ubaidah pun membalas serangan dan membunuhnya.
Atas peristiwa tersebut, Allah ta’ala menurunkan ayat: “Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-
saudara ataupun keluarga mereka.
Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripadaNya.
Dan dimasukkanNya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.
Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) Nya. Mereka itulah golongan Allah.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.” (QS. al-Mujadilah: 22).
Baihaqi (9/27) dan al-Hakim (3/265) meriwayatkan pula besert sanadnya dari Abdullah bin Syaudzab dengan lafal yang sebagian besarnya sama. (Baihaqi berkata: Sanad hadis ini mungathi)..
Diriwayatkan pula beserta sanadnya oleh Thabarani dengan sanad yang jayyid dari ibnu Syaudzab, dengan lafal yang sebagian besarnya sama, sebagaimana dalam kitab al-Ishâbah (2/253).




